Selasa 07 Apr 2020 05:35 WIB

Belanja ke Supermarket, Haruskah Pakai Sarung Tangan?

Pandemik Covid-19 membuat sebagian orang memakai sarung tangan ke supermarket.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Nora Azizah
Pandemik Covid-19 membuat sebagian orang memakai sarung tangan ke supermarket (Foto: ilustrasi pakai sarung tangan)
Foto: Rawpixel
Pandemik Covid-19 membuat sebagian orang memakai sarung tangan ke supermarket (Foto: ilustrasi pakai sarung tangan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemik Covid-19 membuat banyak orang kian membentengi diri saat ke luar rumah. Mulai dari menggunakan hand sanitizer, mengenakan masker, bahkan memakai sarung tangan saat belanja di supermarket.

Berbagai jenis sarung tangan digunakan oleh banyak orang beberapa waktu terakhir di supermarket. Baik itu sarung tangan karet, sarung tangan pencuci piring, sampai sarung tangan musim dingin biasa.

Baca Juga

"Saya benar-benar menyaksikan orang-orang awal pekan ini mengenakan kantong plastik di tangan mereka,” kata ahli mikrobiologi yang juga direktur lingkungan, ilmu pemaparan dan pusat penilaian risiko di Universitas Arizona, Kelly Reynolds, PhD, dilansir di laman Womansday, Selasa (7/4).

Namun, apakah sebenarnya memakai sarung tangan membuat aktivitas belanja lebih aman?

Reynolds mengatakan, penggunaan sarung tangan di supermarket bisa menyebabkan lebih banyak kerusakan daripada kebaikan. Setidaknya ada beberapa masalah yang ditimbulkan dari pemakaian sarung tangan ini. Pertama, sarung tangan bersifat seperti tangan dalam hal menyebarkan virus, bahkan mungkin lebih buruk.

Virus Covid-19 ini tidak masuk ke tubuh melalui tangan. Jadi sebenarnya kita tidak memerlukan penghalang apa pun di bagian tangan.

Masalah akan muncul ketika Anda menyentuh permukaan yang terkontaminasi dengan sarung tangan, yang kemudian menyentuh sesuatu yang lain. Hal itu akan memberikan kemungkinan Anda akan menyebarkan benda-benda tak kasat mata di tangan, seperti halnya jika Anda menyentuh benda-benda dengan tangan kosong.

photo
(Foto: ilustrasi pakai sarung tangan) - (Pickpik)

"Sifat perekat virus berbeda di antara virus, mungkin saja virus corona dapat menempel pada sarung tangan lateks lebih lekat daripada menempel pada kulit Anda sendiri," kata Reynolds.

Reynolds mengungkapkan, tangan dapat dicuci secara efektif dan aman digunakan menyentuh apapun setelahnya. Kemudian permasalahan kedua, sarung tangan bisa memberi rasa aman yang salah atau palsu.

Reynolds mengatakan, penggunaan sarung tangan merupakan prosedur standar bagi petugas kesehatan. Sementara orang biasa tidak dianjurkan memakainya.

Alasannya, petugas kesehatan memakai sarung tangan untuk waktu yang singkat sementara mereka bekerja langsung dengan pasien. Kemudian, petugas kesehatan akan meninggalkan ruangan dengan langsung melepas sarung tangannya.

"Setelah melayani pasien biasanya petugas kesehatan akan meninggalkan sarung tangan di kamar, mencuci tangan, dan meninggalkan ruangan untuk melayani pasien berikutnya tanpa menyeret kuman itu bersamanya," kata dia.

Ini adalah aktivitas yang sama sekali berbeda dengan aktivitas pergi ke supermarket. Dengan demikian, untuk perjalanan ke supermarket, hal yang terpenting adalah pergi tanpa sarung tangan, belanja apa yang dibutuhkan, dan cuci tangan setelahnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement