REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemik COVID-19 memberikan dampak tersendiri kepada perusahaan teknologi raksasa, Apple. Pada Senin (13/4) lalu, pihak Apple mengakui dampak global dari pandemik berpengaruh terhadap laba perusahaan.
Dilansir di laman The Verge, Sabtu (18/4), perusahaan tidak berharap untuk memenuhi panduan pendapatan sendiri untuk kuartal kedua karena dampak virus. Mereka juga memberikan peringatan mengenai pasokan iPhone di seluruh dunia, yang akan sementara dibatasi.
"Penutupan toko dan pengurangan lalu lintas ritel di Cina juga diperkirakan akan berdampak signifikan. Semua situs mitra manufaktur iPhone Apple telah dibuka kembali tetapi naik lebih lambat dari yang kami perkirakan," ungkap perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.
Hal itu berarti hanya sedikit iPhone yang akan diproduksi. Akibatnya, pasokan iPhone akan berkurang sementara waktu, dan hal itu akan mempengaruhi pendapatan di seluruh dunia.
Dampak virus terhadap pengembangan produk di masa depan juga tidak jelas. Apple baru saja meluncurkan tindak lanjut berbiaya rendah ke iPhone SE dengan harga sekitar 400 dollar AS.
Produk iPad Pro baru dengan kamera yang lebih baik pada paruh pertama tahun ini juga akan diluncurkan dengen biaya rendah. Sumber Bloomberg melaporkan tidak ada perubahan dalam rencana tetapi menyarankan penundaan atau kendala adalah mungkin. Mengenai kehadiran ritel Apple di China, perusahaan mengatakan secara bertahap membuka kembali toko ritelnya.
“Kami akan terus melakukannya dengan mantap dan aman seperti yang kami bisa,” kata mereka.