REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang P.S Brodjonegoro mendorong agar masyarakat siap terhadap hal normal yang baru setelah Covid-19 nanti. Ia memprediksi, bisnis berbasis tatap muka akan semakin berkurang.
Inovasi di sektor digital, kata dia, semakin diperlukan untuk mengisi kegiatan tatap muka yang berkurang. Ia mengatakan, fenomena ini disebut sebagai less contact economy atau kegiatan ekonomi yang kontak antara pelakunya lebih sedikit.
"Kita harus siap dengan new normal situation, bahwa interaksi ekonomi ke depan kalau saya boleh rangkum itu adalah less contact economy. Tidak contact free (bebas kontak), tapi less contact economy," kata Bambang, dalam keterangannya, Kamis (30/4).
Artinya, lanjut Bambang, di masa depan meskipun Covid-19 sudah diatasi, akan terlihat berkurangnya pertemuan atau berkumpulnya kerumumnan. Ini kesempatan terbesar bagi sektor digital untuk bisa mensubstitusi berkurangnya pertemuan langsung.
"Sehingga digital economy application bisa diterapkan," kata Bambang.
Lebih lanjut Menteri Bambang menyatakan, inovasi digital tidak hanya dibutuhkan di bidang ekonomi, tapi juga di bidang medis atau kedokteran. Dengan adanya aplikasi telemedicine yang membuat konsultasi pasien dengan dokter tidak dilakukan secara tatap muka, melainkan melalui layanan digital.
"Telemedicine akan menjadi pola yang biasa ke depannya atau yang boleh saya sebut menjadi new normal. Berarti kembali lagi bagi para pegiat di bidang digital, upaya untuk membuat telemedicine itu semakin bisa menjangkau semakin banyak masyarakat Indonesia," kata dia.