REPUBLIKA.CO.ID, MALÉ — Ratusan turis masih terjebak di Maladewa sebulan. Pemerintah negara itu mengumumkan keadaan darurat dan menutup perbatasannya di tengah pandemi virus corona baru.
Sekitar 500 pengunjung terjebak di pulau-pulau. Bahkan, lebih dari 100 wisatawan berkemah di bandara negara di pulau ibukota Malé.
“Kami percaya mereka seperti penduduk setempat. Mereka adalah orang-orang yang telah membawa negara ini ke tempat yang sekarang,” kata Menteri Pariwisata Maladewa Ali Waheed dilansir di Independent.co.uk, Jumat (1/5).
Pemerintah memutuskan memberi bantuan pada para wisatawan yang tak mampu membayar resor atau mengalami kesulitan finansial. Hal itu setelah satu pasangan yang melakukan bulan madu, terdampar tanpa batas setelah adanya kebijakan pembatasan perjalanan.
Olivia dan Raul De Freitas dari Afrika Selatan tiba di resor mewah Cinnamon Velifushi Maldives pada 22 Maret. Pasangan itu merencanakan tinggal selama enam hari. Namun, mereka masih terjebak di sana seminggu kemudian. Mereka tidak yakin kapan bisa mendapatkan penerbangan pulang.
Meskipun mereka diizinkan tetap tinggal dengan mendapat diskon besar-besaran, tetapi masih sangat membebani finansial mereka. “Semua orang mengatakan mereka ingin terjebak di pulau tropis, sampai Anda benar-benar terjebak. Kedengarannya bagus, karena kau tahu kau bisa pergi,” ujar De Freitas.
Maladewa melaporkan adanya 468 kasus positif virus corona, satu orang meninggal dunia, dan 17 pasien pulih.