Ahad 10 May 2020 03:01 WIB

Bisa Fatal Bagi Anak, Perhatikan Penggunan Disinfektan

Laporan keracunan pada anak meningkat terkait penggunaan disinfektan.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Beragam produk disinfektan di Amerika Serikat. Kecerobohan dalam penggunaan produk ini bisa membahayakan anak-anak di rumah.
Foto: EPA
Beragam produk disinfektan di Amerika Serikat. Kecerobohan dalam penggunaan produk ini bisa membahayakan anak-anak di rumah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penggunaan disinfektan menjadi salah satu upaya warga memerangi virus corona tipe baru yang menyebabkan Covid-19. Penggunaan produk pembersih rumah tangga dan desinfektan naik 20,4 persen antara Januari dan Maret tahun ini dibandingkan dengan 2019, menurut laporan pada 24 April oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat.

Di lain sisi, ahli kesehatan masyarakat telah memperingatkan bahwa intensitas penggunaan produk-produk tersebut dapat menimbulkan risiko mematikan, terutama bagi anak-anak. Kecerobohan dalam penggunaan produk ini bisa membahayakan anak-anak di rumah.

Baca Juga

Dilansir laman Fox News, Samara Geller, seorang peneliti senior dan analis basis data dari Kelompok Kerja Lingkungan mengatakan, banyak orang yang mungkin menjadi lebih sering menggunakan disinfektan dan produk pembersih lainnya. Namun, yang harus diperhatikan ialah penggunaan bahan kimia ini harus dilakukan dengan aman dan mengikuti petunjuk label dengan tepat.

"Mengikuti instruksi sangat penting sekarang karena produk-produ yang mengandung amonia atau pemutih dapat menyebabkan atau memperburuk masalah pernapasan," kata Geller.

Dilaporkan bahwa anak-anak berusia lima tahun ke bawah menyumbang 35,7 persen dari semua keluhan ke pusat kendali racun dari Januari hingga Maret 2020, dengan 46,9 persen panggilan itu melibatkan disinfektan. Di sisi lain, anak yang berusia 6 hingga 19 tahun merupakan 8,9 persen dari korban paparan produk pembersih dan 13,6 persen dari paparan disinfektan.

"Salah satu produk yang saat ini tersedia dapat berbahaya bagi anak-anak," kata Dr. Kelly Johnson-Arbor, direktur medis National Capital Poison Center.

Johnson-Arbor mengatakan, disinfektan umumnya memiliki komposisi yang sama, yakni pemutih, senyawa amonium, alkohol, dan zat abrasif. Semua itu berpotensi mengandung racun.

Penggunaan pemutih yang berlebihan di sekitar rumah, terutama jika dicampur dengan larutan pembersih lainnya, jelas akan berbahaya. Sebab, sodium hipoklorit, bahan aktif dalam pemutih klorin, tidak boleh dicampur dengan asam atau pembersih lainnya karena itu bisa berakibat fatal.

Tidak hanya yang mengandung kimia, para ahli juga memperingatkan produk pembersih "alami"  yang juga bisa sama bahayanya. Produk pembersih alami mungkin tidak mengandung 'bahan kimia keras' yang ada dalam produk tradisional, tetapi mungkin mengandung hal-hal lain yang berpotensi mengiritasi kulit dan mata.

Statistik baru yang dirilis oleh Administrasi Sumber Daya dan Layanan Kesehatan AS mengungkap bahwa pusat kendali racun AS telah melihat peningkatan 24 persen dalam panggilan tentang segala jenis racun selama tiga bulan pertama tahun 2020. Beberapa daerah telah mengalami lonjakan, bahkan lebih besar dari 100 persen sejak 31 Maret di National Capital Poison Center, yang melayani wilayah Maryland, Virginia dan Distrik Columbia.

Masyarakat bisa mengakses laman EWG.org terkait produk pembersih yang disetujui sebagai pembersih Covid-19. Laman tersebut memuat beberapa pembersih yang direkomendasikan, termasuk Seventh Generation Disinfectant Spray, Purell Multi-Surface Disinfectant, dan Lysol With Multi-purpose Hydrogen Peroxide Cleaner.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement