REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sejumlah negara sedang menjalankan program kerja sama untuk melakukan ekspolasi di bulan. Berkaitan dengan hal itu, Badan Antariksa AS (NASA) pun menerbitkan sejumlah aturan yang harus dipatuhi oleh negara yang menjadi mitra dalam program itu.
Program eksplorasi ini sendiri disebut dengan program Artemis. Dilansir dari Space pada Sabtu (16/5), peraturan eksplorasi ini dituangkan dalam Artemis Accords atau Pakta Artemis. Hal ini sekaligus jadi panduan agar eksplorasi yang akan dilakukan pada 2024 dapat berjalan dengan baik dan aman.
Secara umum, bilateral Artemis Accords agreements ini mengacu pada Outer Space Treaty (OST) yang telah ditetapkan pada 1967. Diharapkan, eksplorasi ini akan berjalan dengan aman dan transparan sehingga dapat menunjang keperluan sains dan komersial.
OST itu telah diratifikasi oleh 100 negara lebih. Lewat kesepakatan itu, ditetapkan bahwa eksplorasi hanya dilakukan untuk visi dan misi perdamaian. Dengan prinsip transparansi, maka para mitra harus mengungkap rencana eksplorasi dan membuat data ilmiah terkait eksplorasi itu.
Lewat Artemis Accords, para mitra juga harus mematuhi kesepakatan terkait kegiatan penambangan. Mengingat, pemanfaatan dan ekstraksi sumber daya dari luar angkasa merupakan hal yang sangat penting dan untuk perkembangan dan keberlanjutan eksplorasi. Oleh karena itu, pemanfaatan dan ekstraksi hasil penambangan harus sesuai dengan ketentuan dalam OST.
Tak hanya itu, para mitra harus mengungkap informasi dan detail dari operasi yang dilakukan. Dengan begitu, maka sejumlah negara mitra dapat melakukan koordinasi soal zona keselamatan untuk menghindari hal yang membahayakan.
Artemis Accords juga menegaskan agar seluruh mitra dapat melindungi lokasi bersejarah atau artefak di luar angkasa. Kedua hal ini tentu menjadi hal yang perlu dijaga sehingga sejumlah bukti otentik dapat menjadi bagian dari rangkaian eksplorasi.
Selanjutnya, para mitra juga diharapkan dapat melakukan eksplorasi dengan ramah lingkungan. Oleh karena itu, mitra harus merencanakan pembuangan pesawat ruang angkasa yang sudah tak terpakai sehingga tingkat sampah di luar angkasa tetap rendah.
Secara umum, program Artemis juga memiliki misi untuk mengirim astronot perempuan pertama yang mendarat di bulan. Misi ini pun melibatkan European Space Agency (ESA), Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA), Canadian Space Agency (CSA) dan Australian Space Agency (ASA).