REPUBLIKA.CO.ID, BANTEN -- Sembilan rektor dari Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UIN) mengadakan silaturahmi dengan Menko bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan melalui konferensi video pada Rabu (20/5). Silaturahmi tersebut dilaksanakan untuk mendengar secara langsung dan utuh penjelasan dari Menko Luhut terkait beberapa isu nasional yang sedang berkembang, di antaranya mengenai hilirisasi.
"Saya kira memang perlu ada penjelasan yang sangat utuh, sehingga kami sebagai kelompok akademisi di tengah-tengah masyarakat juga bisa ikut menjelaskan. Di antara sekian banyak Rektor se-indonesia ini sangat signifikan karena kami juga menjadi tumpuan pertanyaan dari para dosen dan masyarakat dan komponen-komponen yang ada di bawah lokomotif UIN,” ujar Rektor UIN Sultan Maulana Hasanudin (SMH) Banten, Prof Fauzul Iman.
Dalam kesempatan itu Menko Luhut menjelaskan terkait fokus area investasi seperti hilirisasi mineral, pengembangan baterai lithium, transportasi, energi baru terbarukan, dan penurunan emisi karbon. Ia menegaskan bahwa Indonesia memiliki aturan untuk negara-negara yang mau berinvestasi di Indonesia, seperti ramah lingkungan, mendidik tenaga kerja lokal (transfer knowledge), transfer teknologi, dan memberikan nilai tambah bagi Indonesia dalam mengolah sumber daya mineral.
Salah satunya adalah Politeknik Morowali yang menerima 600 orang setiap tahunnya dan diajar oleh para dosen yang berasal dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Menko Luhut mengungkapkan bahwa para mahasiswa ini akan praktek langsung di pabrik dan belajar ke Cina untuk transfer knowledge.
Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof. Hamdan Juhannis menambahkan, informasi yang disampaikan Menko Luhut terkait kebijakan hilirisasi sangat mencerahkan karena selama ini banyak informasi beredar dianggap menyesatkan. “Saya betul-betul menikmati proyeksi Indonesia ke depan yang disampaikan oleh Pak Menko. Ini yang tidak sampai di kita. Saya berpikir apakah sebaiknya informasi seperti ini bisa disampaikan melalui simpul-simpul, terutama penguatan simpul-simpul keagamaan," katanya.
Melalui pertemuan ini para rektor juga diminta untuk menyosialisasikan program-program pemerintah kepada mahasiswa dan lingkungan akademik agar pemahaman masyarakat Indonesia semakin luas. Selain itu, Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prof Mahmud, juga memberi saran untuk mengembangkan madrasah kelautan dan penambahan program studi di UIN dan IAIN terkait kelautan, teknik, atau ekonomi untuk menambah kapasitas para mahasiswa.
Pertemuan virtual ini dihadiri oleh Rektor UIN SMH Banten, Rektor UIN Raden Intan Lampung, Rektor IAIN Fattahul Muluk Papua, Rektor IAIN Jember, IAIN Surakarta, UIN Raden Fatah Palembang, Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Rektor UIN Alauddin Makassar, dan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Para rektor ini memberikan saran agar pemerintah lebih banyak melakukan sosialisasi terkait isu nasional seperti Covid-19, PSBB, dan isu-isu terkait TKA China kepada masyarakat. Hal ini agar masyarakat lebih paham akan isu-isu yang bergulir saat ini.