REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Thailand sedang memposisikan diri sebagai destinasi terpercaya bagi wisatawan internasional setelah pembatasan perjalanan dicabut. Thailand memanfaatkan keberhasilan negaranya dalam menahan penyebaran virus corona.
Negara Asia Tenggara yang pertama melaporkan kasus COVID-19 di luar China ini ingin membangun kembali reputasinya yang terkenal sebagai destinasi untuk grup wisata besar.
"Setelah COVID mereda, kami berencana menyegarkan kembali citra negara sebagai destinasi terpercaya di mana para wisatawan akan memiliki ketenangan pikiran," ujar deputi gubernur pemasaran dan komunikasi Otoritas Pariwisata Thailand (TAT) Tanes Petsuwan kepada Reuters.
Kampanye pariwisata yang diluncurkan akhir tahun ini. Kampanye ini akan ditujukan untuk para pelancong muda dari tempat-tempat yang dianggap berisiko rendah seperti China, Korea Selatan, dan Taiwan.
Pemerintah telah meluncurkan sistem sertifikasi kesehatan untuk hotel dan restoran sehingga wisatawan dapat diyakinkan. "Sertifikat itu adalah alat untuk membangun kepercayaan dan menunjukkan Thailand sebagai tujuan tepercaya Anda yang luar biasa," kata Tanes.
Ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara sejauh ini melaporkan lebih dari 3.100 kasus dan 58 kematian. Jumlah ini jauh lebih sedikit daripada ekonomi regional utama lainnya, kecuali Vietnam. Penularan lokal juga berkurang, dengan kasus terakhir yang tercatat pada 25 Mei.
Industri pariwisata, yang menyumbang 12 persen ekonomi Thailand, runtuh setelah wabah meningkat. Thailand menyambut 39,8 juta wisatawan asing tahun lalu tetapi memproyeksikan sedikitnya 14 juta wisatawan untuk 2020.
Thailand telah melarang penerbangan internasional hingga setidaknya 30 Juni. Wisatawan asing tidak diharapkan hingga akhir tahun ini. Sementara itu, pemerintah sedang menyusun paket stimulus untuk mempromosikan pariwisata domestik dari Juli hingga Oktober.
Tetapi ketika perjalanan internasional dilanjutkan, Thailand akan mempromosikan konsep "kepercayaan", karena hotel menekankan langkah-langkah yang diambil untuk keamanan dan menawarkan paket khusus.
Central Plaza Hotel Pcl, yang mengelola 46 hotel dan resor di seluruh Thailand, akan mengunci kamar setelah dibersihkan dan didesinfeksi. Dengan begitu diharapkan para tamu akan percaya diri.
"Kami mungkin membatasi hunian hanya 50 persen pada beberapa properti sehingga tamu dapat menjaga jarak sosial dengan nyaman," kata wakil CEO Markland Blaiklock kepada Reuters.
Tetapi tidak jelas apakah para pelancong akan merasa tenang sebelum vaksin virus corona tersedia, yang menurut para ahli membutuhkan waktu sedikitnya satu tahun. Untuk saat ini, hotel harus berusaha lebih keras untuk menggaet wisatawan.