REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - - Para ilmuwan kembali membuat penemuan mengejutkan tentang Mars. Sebuah penelitian memperlihatkan bagaimana gunung berapi yang memuntahkan lumpur dan bukan batuan cair di planet tersebut, dibandingkan dengan apa yang terjadi di Bumi.
Dalam eksperimen yang dilakukan di laboratorium, tim peneliti internasional membuat simulasi aliran lumpur Mars. Ini terlihat seperti pasta gigi yang mendidih.
Dilansir BBC, dalam kondisi tertentu, cairan lumpur bahkan terlihat mulai memantul. Ini juga disebut menyerupai jenis lava tertentu yang disebut pahoehoe, yang diamati di Kīlauea, sebuah gunung berapi di Hawaii. Hasil penelitian dapat mempersulit beberapa investigasi di Mars.
Petr Broz dari Institut Akademi Ilmu Geofisika Ceko mengatakan beberapa fitur dari luar angkasa yang terlihat tidak diketahui dengan pasti, bahwa apakah itu adalah hasil dari aliran lahar atau lumpur. "Tanpa ahli geologi di tanah untuk memukul mereka dengan palu, akan sulit untuk mengatakannya," ujar Broz.
Untuk waktu lama, Broz disebut memiliki pandangan yang skeptis tentang gunung lumpur di Mars. Fenomena ini sangat dikenal di Bumi, namun ia pada awalnya tidak meyakini bahwa apa yang ada di Planet Merah tersebut adalah hal yang sama.
Hingga kemudian, Broz menemukan dan bertanya-tanya bagaimana lumpur tersebut keluar dari tanah di Mars. Termasuk bagaimana itu berperilaku dalam kondisi ekstrem dingin dan tekanan rendah yang bertahan di sana.
Ia kemudian membuat penelitian bersama Manish Patel dan rekan-rekan ilmuwan lainnya di Universitas Terbuka Inggris. Tim peneliti bersama memiliki ruang khusus untuk observasi, yang dapat menciptakan kembali lingkungan Mars.
Ini adalah jenis set-up, di mana peralatan yang untuk menguji alat-alat yang dibawa ke ruang angkasa. Meski biasanya segala upaya akan dilakukan untuk menjaga ruangan tetap bersih, para peneliti segera mendapati diri mereka menuangkan cairan lumpur eksperimental di lereng berpasir.
Di bawah 'Kondisi Bumi' buatan, campuran lumpur ini berperilaku seperti yang dharapkan, yaitu halus, seperti saus yang dituangkan ke piring. Tetapi di bawah 'kondisi Mars', lumpur berkembang melalui serangkaian lobus bergerigi. Itu semua bermuara pada bagaimana tekanan atmosfer rendah, kurang dari 1 persen dibandingkan nilai Bumi. Ini membuat air cepat menguap, mendidih dan akhirnya membeku.
"Kerak pada cairan membeku, tetapi aliran ini cukup tebal sehingga bagian dalamnya tetap cair. Jadi kulit akan menghentikan aliran sebentar, tetapi kemudian momentum dari cairan di dalam menerobos pada titik-titik lemah di kerak dan aliran merambat ke depan. Itu seperti pahoehoe, kecuali itu adalah batu cair," jelas Patel.
Meski demikian, Patel mengatakan sekali lagi bahwa itu adalah proses mendinginkan kerak yang terbentuk sebelum bahan panas menembus. Tim peneliti melaporkan percobaan awal dalam makalah yang dirilis di jurnal Nature Geoscience.
Tidak disebutkan apakah percobaan berikutnya diulang di hari yang panas di Mars. Studi dari tim peneliti kali ini harus menjadi pengingat bagi para ilmuwan bahwa ketika mereka melihat benda-benda planet, proses fisik kadang-kadang dapat menghasilkan sesuatu yang tidak terduga.