REPUBLIKA.CO.ID, AUSTIN -- CEO SpaceX, Elon Musk, mengatakan, ia memiliki target yang besar untuk misi penerbangan luar angkasa ke Mars. Target itu bahkan bisa terealisasi lebih cepat dari yang diperkirakan publik.
"Saya akan terkejut jika kita tidak mendarat di Mars dalam waktu lima tahun,” kata Musk kepada Time Magazine, saat menjelaskan tentang SpaceX yang membawa manusia ke Mars, seperti dikutip dari CNBC, Kamis (16/12).
Musk sebagai pendiri dan CEO SpaceX berusia 50 tahun yang dinobatkan sebagai Time's Person of the Year, memiliki rencana besar untuk Planet Merah. Yakni kota mandiri dengan pertanian hidroponik bertenaga surya di mana manusia dapat hidup secara permanen. Jarak Mars mencapai 34 juta mil jauhnya dari Bumi.
"Hal besar berikutnya adalah membangun kota mandiri di Mars dan membawa hewan dan makhluk Bumi ke sana. Seperti bahtera Nuh yang futuristik. Namun, kami akan membawa lebih dari dua sebab agak aneh jika hanya ada dua," kata Musk kepada Time.
Pada Februari lalu, pakar kebijakan luar angkasa dan profesor Arizona State University Greg Autry mengatakan kepada Business Insider bahwa Musk kemungkinan tidak akan mencapai Mars hingga setidaknya 2029, dengan atau tanpa bantuan NASA.
Pakar luar angkasa lainnya mengatakan Mars mungkin tidak dapat mempertahankan pemukiman manusia jangka panjang sama sekali. Musk sendiri mengatakan kepada XPrize nirlaba pada April lalu bahwa beberapa astronot akan mungkin mati dalam perjalanan ke Mars.
Musk yang saat ini orang terkaya di dunia dengan kekayaan bersih 247 miliar dolar AS versi Forbes juga memiliki rekam jejak dalam menetapkan garis waktu yang tidak realistis untuk kemajuan teknologi moonshot.
Pada 2016, Musk menulis melalui akun Twitter miliknya bahwa mobil Tesla yang sepenuhnya self-driving akan tersedia dalam waktu sekitar dua tahun. Pada 2019, ia menjanjikan 1 juta Tesla Robotaxis pada 2020.
The Boring Company, yang didirikan Musk pada 2017 untuk membangun terowongan komuter berkecepatan tinggi di kota-kota besar, tampaknya telah meninggalkan sebuah proyek di Chicago dan menunda proyek lainnya di dekat Washington DC dan Baltimore.
"Ketepatan waktu bukanlah kekuatan saya," kata Musk saat itu.