Rabu 08 Jul 2020 04:35 WIB

Studi Buktikan Efisiensi Mobil Listrik

Operasional mobil listrik selama 15 tahun lebih hemat dibanding mobil konvensional.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Mobil Listrik
Foto: Foto : MgRol_94
Ilustrasi Mobil Listrik

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Efisiensi biaya yang dijanjikan oleh mobil listrik masih perlu terus dibuktikan. Saat ini, telah terdapat studi yang membuktikan bahwa electric vehicle (EV) mampu menghemat biaya perjalanan dibandingkan dengan mobl konvensional.

DIlansir dari Green Car Reports pada Selasa (7/7), studi itu dilakukan oleh Departemen Energi Amerika Serikat. Tak main-main, studi itu pun dilakukan dengan rentang penggunaan EV selama 15 tahun.

Baca Juga

Dari studi itu, disebut bahwa pengguna EV mampu menghemat sekitar 3 ribu hingga 10 ribu dolar AS dalam penggunaan selama 15 tahun. Efisiensi itu disimpulkan berdasar biaya pengisian baterai per kWh dibanding pengisian bahan bakar minyak (BBM).

Tapi, efisiensi itu tentu bergantung pada inftastruktur dan tarif listrik di masing-masing wilayah. Meskipun, hingga saat ini memang mayoritas EV masih dipasarkan dengan harga mobil konvensional.

Saat ini sejumlah pabrikan masih terus mencari cara untuk dapat menekan harga EV. Salah satu cara yang paling efektif adalah dengan menemukan baterai low cost. Melihat upaya ini, Bloomberg New Energy Finance pun memperkirakan harga EV akan setara dengan mobil konvensional pada 2023.

Salah satu pabrikan yang melakukan upaya penekanan harga adalah Tesla. Untuk mewujudkanya, Tesla pun menggandeng produsen baterai dari Cina bernama Contemporary Amperex Technology Ltd (CATL). Lewat kerja sama ini, kedua perusahaan mengembangkan baterai dengan kandungan kobalt seminimal mungkin.

Inovasi itu dilakukan karena selama ini kobalt jadi elemen pendukung baterai dengan harga yang paling tinggi. Sebagai langkah awal, baterai murah ini pun akan segera diterapkan untuk produk Tesla Model 3.

Baterai itu sendiri merupakan baterai lithium-iron-phosphate yang sama sekali tak menggunakan kobalt. Eleman yang lebih murah itu pun dikemas dalam format cell-to-pack sehingga baterai jadi lebih ringan dan murah. Dengan perpaduan inovasi itu, maka diharapkan nantinya produk Tesla dapat hadir dengan harga yang kompetitif dibandingkan harga mobil konvesional.

Selain itu, Tesla pun tengah mengembangkan teknologi vehicle to grid. Teknologi ini sendiri merupakan sebuah inovasi yang membuat mobil listrik sekaligus dapat berfungsi sebagai powerbank.

Artinya, dalam kondisi tertentu, baterai berkapasitas besar yang tertanam pada mobil dapat digunakan sebagai sumber listrik untuk keperluan rumah tangga atau keperluan tertentu. Teknologi ini sendiri dikembangkan sebagai langkah antisipasi jika suatu waktu terjadi pemadaman listrik di suatu wilayah.

Teknologi yang memberikan nilai tambah bagi EV ini pun dikembangkan oleh sejumlah pabrikan lain. Sejauh ini, sejumlah pabrikan lain yang telah mengembangkan teknologi vehicle to grid adalah Lotus dan Nissan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement