REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Barat Ai Saadiyah Dwidaningsih mengungkapkan jumlah kendaraan listrik di Jabar meningkat signifikan dalam empat tahun terakhir.
Ai saat dikonfirmasi, mengungkapkan pada 2020 kendaraan listrik roda empat di Jabar baru lima unit, dan sampai akhir 2024 menembus 5.693 unit. Sementara kendaraan roda dua per 2021 ada 555 unit, dan sampai akhir 2024 mencapai 23.770 unit.
"Hal ini tak terlepas dari berbagai intervensi. Karena di masyarakat, seperti ayam dan telur. Bagaimana infrastrukturnya? juga investornya, gimana penggunanya?" kata Ai di Bandung, Jumat (24/1/2025).
Akhirnya pemerintah intervensi dengan 30 perangkat daerah menggunakan kendaraan listrik. PLN juga langsung membangun 100 SPKLU. Jadi perlu intervensi dan sosialisasi dari pemerintah, untuk memberikan keyakinan pada masyarakat, tambahnya.
Ai mengakui saat ini masih ada stigma soal kendaraan listrik yang mahal, namun dia menyebutkan bahwa hal tersebut tidak tepat karena sejatinya penggunaan kendaraan listrik membuat pengeluaran lebih hemat, selain juga bisa mengurangi emisi karbon. "Lebih mahal dampak apabila tidak segera melakukan penyelamatan lingkungan melalui penurunan emisi karbon," katanya.
Ai menyebutkan bahwa per Desember 2024, pihaknya mencatat adanya penghematan dan turunnya emisi yang sama dengan penanaman 10 ribu pohon angsana. "Tidak hanya polusi, tapi kontribusi ke lingkungan juga signifikan," ucapnya.
Karena itu, kata dia, sejak 2020 Pemprov Jabar terus berupaya agar terjadi transisi penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil ke listrik.
Ke depan, lanjut Ai, Pemprov Jabar akan terus memasifkan transisi ke kendaraan listrik, termasuk melalui program konversi kendaraan roda dua berbahan bakar minyak ke listrik. "Kami juga sudah bekerja sama dengan pemerintah pusat, memfasilitasi bengkel konversi supaya tersertifikasi. Juga sekolah, kita beri bantuan toolkit untuk lebih besar lagi konversi ini," tuturnya.