Ahad 12 Jul 2020 06:31 WIB

Andika yang Kini Akhirnya (Terpaksa) Memakai Masker

KSAD memakai masker saat konferensi pers di Makodam III/Siliwangi pada Sabtu (11/7).

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika perkasa didampingi empat eks KSAD saat pemakaman Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo di TMP Kalibata.
Foto: Dispenad
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika perkasa didampingi empat eks KSAD saat pemakaman Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo di TMP Kalibata.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Erik Purnama Putra

Ada yang berbeda dengan penampilan Andika Perkasa. Abituren Akademi Militer (Akmil) 1987 dengan pangkat Jenderal ini akhirnya memakai masker. Hal itu dilakukan kepala staf Angkatan Darat (KSAD) saat menggelar sesi konferensi pers di Markas Kodam III/Siliwangi, Kota Bandung, Jawa Barat (Jabar), Sabtu (11/7). Penampilan Andika jelas tidak seperti biasanya.

Di berbagai kesempatan di depan publik, Andika selama ini memang tidak pernah memakai masker. Hanya ketika olahraga bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Bogor, Kota Bogor, Jabar pada Ahad (15/6) pagi WIB, Andika memakai masker dengan motif loreng. Maskernya selaras dengan kaus ketat warna hijau dengan logo Kartika Eka Paksi. Hijau memang selama ini identik dengan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD).

Saat itu, Andika mendampingi Jokowi berkeliling Istana Bogor yang lokasinya tersambung dengan Kebun Raya Bogor, ditemani Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono dan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo. Dibandingkan dengan dua kepala staf lainnya dan presiden, bodi Andika terlihat menonjol. Atletis dan pas dengan ukuran kaus yang dikenakannya.

Siangnya, lulusan terbaik Sekolah Staf Komando TNI Angkatan Darat (Seskoad) 2000, ini memimpin upacara pemakaman KSAD ke-27 Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo di Taman Makam Pahlawan (TPM) Kalibata, Jakarta Selatan. Di pemakaman ini pun, Andika tidak memakai masker. Padahal, ada ribuan orang hadir mengikuti prosesi pemakaman.

Andika juga berdiri di samping empat KSAD saat memberikan penghormatan kepada almarhum Pramono Edhie, yang semuanya memakai masker. Mereka adalah Jenderal (Purn) Agustadi Sasongko, Jenderal (Purn) Budiman, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, dan Jenderal (Purn) Mulyono, yang keempatnya memakai pakaian serba hitam tanda ikut duka cita.

Bahkan, saat pertemuan dengan CEO dan pemimpin redaksi (pemred) berbagai media di Markas Besar Angkatan Darat (Mabesad) pada Rabu (24/6), dengan agenda coffee morning dan olahraga pagi, Andika juga tidak memakai masker. Dia hanya memakai kacamata hitam untuk menghalau sinar matahari. Tidak ada jarak antara satu dengan lainnya. Jika tidak percaya, fotonya banyak beredar di dunia maya, karena juga dibagikan di akun media sosial (medsos) resmi TNI AD.

Padahal, ia dikelilingi ratusan orang, termasuk wartawan dan personel TNI AD yang juga ikut jalan kaki mengitari lapangan di Mabesad. Pun terlihat Hary Tanoesoedibjo yang posisinya berdampingan dengan Andika tidak mengenakan masker. Alhasil, entah merasa aman atau bagaimana, akhirnya wartawan senior yang berstatus perwakilan berbagai media ikut mencopot masker, yang diberikan panitia.

Sebenarnya tidak masalah jika memang Andika tidak memakai masker, asal kegiatannya di dalam kantor. Seperti yang rutin dilakukannya ketika memimpin teleconference dengan berbagai jajaran TNI AD dalam penanganan Covid-19. Hal itu dapat dengan mudah ditemukan lewat unggahan video Youtube Dinas Penerangan Angkatan Darat (Dispenad).

Jika di dalam ruangan, jelas ia hanya berinteraksi dengan perwira tinggi (pati) di lingkungan Mabesad yang sudah terjamin kesehatannya. Namun, mengapa ketika mengundang pemred maupun wartawan dari luar dan olahraga bersama mereka, eks komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) ini menganggap enteng risiko tertular virus corona? Tentu saja, orang-orang di dekat Andika perlu mengingatkan atasannya tersebut.

Terbaru, Andika juga tidak menggunakan masker saat beraktivitas di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah pada Sabtu (4/7) dan Senin (6/7). Pada Sabtu, ia olahraga bersama dengan taruna-taruni Akmil, termasuk dengan Enzo Zens Allie di Lapangan Pancasila Akmil. Andika mengenakan kaus berlogo kelelawar yang identik dengan superhero Batman, baju sama yang dikenakannya saat bertemu dengan pimpinan media.

Pun kala memimpin penutupan pendidikan sekaligus wisuda taruna-taruni Akmil tingkat IV di Akmil pada Senin, Andika tidak memakai masker. Saat memimpin wisuda, ia berdiri di podium memakai pakaian dinas upacara (PDU) IV. Ditandai baju lengan pendek lengkap dengan sabuk melingkari bagian perut serta topi upacara hijau, dan gordon atau kalung wisuda. Meski tidak ada kontak fisik dengan 234 taruna dan 20 taruni yang telah menyelesaikan pendidikan di Akmil, namun ia memimpin sebuah acara yang melibatkan ratusan orang.

Namun, semua berubah ketika Dinas Kesehatan Kota Bandung dan Jawa Barat mengumumkan klaster baru di Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapaad) di Hegarmanah, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, menjelaskan, ada 1.262 personel yang positif Covid-19 di Secapaad.

Andika dalam sesi konferensi pers pada Sabtu (11/7), menjelaskan, jika jumlah yang terinfeksi virus corona mencapai 1.280 orang, terdiri 991 personel siswa Secapaad dan 289 staf bersama anggota keluarga. Angkanya malah bertambah. Tentu dari jumlah itu, termasuk di dalamnya Komandan Secapaad Mayjen Ignatius Yogo Triyono yang juga terdampak, sehingga wajib menjalani isolasi mandiri.

Dipindah

Pelaksanaan konferensi pers sebenarnya tidak berjalan sesuai rencana. Semula, Andika dijadwalkan konferensi pers di Markas Secapaad. Namun, hal itu mendapat tentangan dari kelompok jurnalis. Pasalnya lokasi acara malah menjadi sumber penularan virus corona yang jelas membahayakan bagi orang luar berada di situ.

Sampai-sampai Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Jabar dan Aliansi Jurnalis Independen Kota Bandung mengirimkan surat terbuka yang ditujukan kepada Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) III/Siliwangi Kolonel FX Sry Wellyanto Kasih. Perwakilan jurnalis merasa agenda konferensi di pers wilayah zona merah malah mengancam keselamatan jurnalis, sehingga selayaknya dipindahkan ke lokasi lain.

Sepertinya aspirasi itu didengar dan dipenuhi oleh Andika. Dia pun memutuskan menggelar konferensi pers di Markas Kodam III/Siliwangi. Pimpinan Kali ini, Andika yang memakai pakaian dinas lapangan (PDL) memakai masker loreng yang seirama dengan warga seragam.

Menantu Jenderal (Purn) Kehormatan Abdullah Mahmud Hendropriyono ini didampingi Komandan Komando Pendidikan dan Latihan AD (Dankodiklatad) Letnan Jenderal (Letjen) Anto Mukti Putranto, Panglima Kodam III/Siliwangi Mayor Jenderal (Mayjen) Nugroho Budi Wiryanto, dan Kepala Pusat Kesehatan Angkatan Darat (Kapuskesad) Brigjen (pangkatnya segera naik bintang dua) dr Asrofi Sueb Surachman, dan Kepala Dispenad Brigadir Jenderal (Brigjen) Nefra Firdaus.

Sampai titik ini, patut diapresiasi sikap Andika yang akhirnya taat terhadap protokol kesehatan. Dia mulai bersikap waspada setelah ribuan anaknya buahnya tumbang diserang Covid-19. Sebenarnya selain Secapaad, kluster lain di lingkungan TNI AD juga muncul di Pusat Pendidikan Polisi Militer Angkatan Darat (Pusdikpomad), Kota Cimahi, Jabar.

Di sini, ditemukan 99 personel Puspomad yang berada di bawahh Kodiklatad positif Covid-19. Berarti tanda alarm harus dibunyikan. Sehingga pimpinan matra darat tidak boleh lagi menganggap enteng segala potensi penyebaran virus corona. Karena itu, wajib bagi mereka membentengi diri, terutama memakai masker sebagai pelindung dari penularan virus corona.

Mendapati itu, penulis menjadi merasa masygul dengan kenyataan yang ada. Pasalnya, ketika Andika tak memakai masker, malah tak ada satu pun jurnalis yang mengkritiknya. Bahkan, saat mereka melakukan wawancara tatap muka dalam acara coffee morning dan olahraga pagi di Mabesad. Namun, media malah menyoroti istrinya, yaitu Diah Erwiany Trisnamurti Hendrati Hendropriyono.

Itu pun yang disorot terkait dengan masker khusus yang digunakan istri Andika. Masker yang memiliki fasilitas clean space purifying respirator itu dijual di toko daring dengan harga Rp 22 juta per unit. Keunggulan masker ini mampu menyaring virus dan bakteri hingga partikel terkecil. Namun, di mata media hal itu dianggap aneh lantaran fokusnya hanya harga masker yang mahal, bukan fungsinya. Sehingga ketua umum Persit Kartika Chandra Kirana tersebut yang mendapat kritikan, bukan Andika…

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement