REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Dr Misbah Fikrianto (Analis Kebijakan Madya Pusat Prestasi Nasional, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)
Apakah kita menjadi bagian yang membangun Prestasi? Kita menjawabnya dengan langkah konkret untuk melaksanakan berbagai kegiatan yang mendukung pencapaian prestasi.
Kita harus memberikan contoh nyata, seperti melakukan pembinaan, pengembangan, dan berbagai upaya langsung ke siswa di Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah membentuk Pusat Prestasi Nasional (Permendikbud No 45 Tahun 2019 Pasal 270) yang mempunyai tugas melaksanakan penyiapan kebijakan teknis, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengembangan prestasi satuan pendidikan dan peserta didik serta urusan ketatausahaan Pusat.
Pusat Prestasi Nasional memiliki salah satu fungsi yaitu: Pelaksanaan pengembangan prestasi satuan pendidikan dan peserta didik. Prestasi satuan pendidikan dan peserta didik dikembangkan secara integratif dan memberikan dampak bagi pengembangan talenta nasional sesuai dengan hasilnya.
Menurut Zaenal Arifin (2012:3) Prestasi adalah hasil dari kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan berbagai hal. Prestasi mahasiswa harus dikembangkan secara utuh, baik akademik dan non-akademik.
Kampus Merdeka
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah mengeluarkan paket kebijakan, salah satunya Kebijakan Merdeka Belajar;Kampus Merdeka. Salah satu dalam Kebijakan Kampus Merdeka, yaitu memberikan hak kepada mahasiswa untuk belajar selama 3 semester di luar Program Studinya. Hak tersebut sebagai bentuk apresiasi dan memberikan wahana untuk menambah pengalaman serta pengayaan dari lintas program studi di Perguruan Tinggi masing-masing maupun lintas Perguruan Tinggi.
Berdasarkan Permendikbud nomor 3 tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, beberapa bentuk pembelajaran lainnya, diantaranya; Praktik Kerja, Wirausaha, Penelitian, Proyek Desa, Proyek Kemanusiaan, Pertukaran Pelajar, dan lainnya. Kegiatan tersebut merupakan ajang peningkatan kreativitas dan inovasi serta prestasi, sehingga semua aktivitas tersebut dapat direkomendasikan untuk dikonversi ke dalam SKS Mata Kuliah yang relevan.
Perubahan konsep yang tadinya jam belajar mengajar, menjadi jam kegiatan selama 170 menit/sks. Tentunya kebijakan Kampus Merdeka disambut baik dan menjadi model pelaksanaan kebijakan kampus merdeka di Perguruan Tinggi Masing-masing. Kegiatan pencapaian prestasi sudah sejalan dan sesuai dengan Kampus Merdeka yang melibatkan resources sharing antar-Perguruan Tinggi.
Pentingnya Hard Skills, Soft Skills, dan Prestasi
Pengembangan hard skills, soft skills, dan prestasi sangat berkaitan satu sama lain. Pencapaian hard skills yang baik dapat dilaksanakan dengan proses pembelajaran yang baik, sedangkan pengembangan soft skills dan prestasi dilakukan dengan utuh baik pembelajaran maupun kegiatan ko dan ekstrakurikuler yang berkelanjutan. Perusahaan atau industri sangat membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi yang utuh.
Namun kebanyakan, lulusan yang memiliki soft skills dan prestasi menjadi sangat relevan dengan kebutuhan di dunia industri. Perusahaan atau industri membutuhkan kemampuan softskill yang dapat mendukung pencapaian profit dan melakukan branding terhadap perusahaannya. Prestasi tersebut menjadi profil mahasiswa yang dapat dilihat oleh user/penggguna.
Kesadaran akan berprestasi harus dibangun sejak dini. Ketika mahasiswa sudah memiliki kesadaran, maka karakter positif juga terbangun, karakter jujur, menghargai prestasi orang lain, menerima kenyataan, dan semangat fairness terbangun. Mahasiswa yang berprestasi harus didukung dan diberikan jalan sehingga sampai kepada pembentukan pathway karier yang sesuai dengan prestasinya.
Prestasi Mahasiswa di Tingkat Internasional
Berdasarkan data, saat ini jumlah mahasiswa di seluruh Indonesia mencapai lebih dari 8 juta. Sedangkan, jumlah perguruan tinggi lebih dari 4.000. Fakta tersebut menjadi capital untuk kita memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan prestasi mahasiswa di Indonesia. Prestasi Mahasiswa dikembangkan dengan berbagai kegiatan, salah satunya Kompetisi, Workshop, dan Pembinaan Talenta sesuai dengan potensinya.
Terdapat beberapa strategi untuk pencapaian prestasi mahasiswa di tingkat Internasional, di antaranya: pembinaan potensi bakat prestasi yang intensif dan utuh, membangun mental dan karakter berprestasi, membangun ekosistem mahasiswa berprestasi (komunitas dan program prestasi), mengikuti kompetisi Internasional secara rutin, dan memfasilitasi pengembangan talenta yang berkelanjutan. Sebagai contoh pada bidang robotika, tim dari Indonesia selalu mendapatkan medali emas dikejuaraan internasional, pada bidang sains, matematika, hampir semua pemenang di tingkat nasional menjadi juara ditingkat Internasional, dan lainnya.
Kerja Sama dengan Stakeholder
Pembinaan prestasi siswa di Indonesia harus dilakukan secara bersama-sama dan terintegratif. Melibakan semua pihak, termasuk sektor swasta sangat penting untuk memberikan nilai tambah dan pengembangan karier sesuai dengan prestasinya. Kerja sama dengan semua pihak dilakukan sejak awal mulai dari membuat grand desain pengembangan prestasi siswa, pelaksanaan kompetisi, sampai kepada penghargaan serta lanjutan pada jenjang yang lebih tinggi. Konsep pentahelix dengan berkolaborasi dengan pebisnis, akademisi, industri, media, dan komunitas menjadi para pihak yang saling mendukung satu sama lain.
Kebijakan Kampus Merdeka
Kebijakan Merdeka Belajar; Kampus Merdeka memberikan ruang yang besar kepada mahasiswa untuk melakukan berbagai kegiatan di dalam dan di luar kampus. Kegiatan tersebut mengembangkan prestasi mahasiswa secara holistik, karena mahasiswa mendapatkan hak untuk belajar diluar program studinya selama 3 semester. Kampus Merdeka ini mendorong pencapaian pengalaman yang banyak dan utuh, sehingga mahasiswa memiliki prestasi dalam berbagai kegiatan. Semua kegiatan tersebut dapat dikonversi menjadi pengakuan SKS mata kuliah sesuai dengan Capaian Pembelajaran yang ada. Semua kegiatan peningkatan prestasi mahasiswa melibatkan Dosen Pembimbing dan dapat dikonversi ke dalam SKS yang ada, misalnya 1 semester mencapai 20 SKS.
Paradigma kita akan prestasi semakin terbuka, karena prestasi bukan hanya dalam bidang akademik tetapi juga non akademik. Semua proses pencapaian prestasi dilakukan dengan perencanaan yang baik, dibimbing oleh dosen, menghasilkan output dan outcome yang positif. Mari terus kita bangkitkan Prestasi Siswa di Indonesia dengan melibatkan semua pihak sebagai mitra strategis Pusat Prestasi Nasional.