Jumat 21 Aug 2020 09:21 WIB

Kafein Bantu Redakan Sakit Kepala atau Sebaliknya? (1)

Kafein dan sakit kepala memang memiliki keterkaitan dari segi kesehatan.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Nora Azizah
Kafein dan sakit kepala memang memiliki keterkaitan dari segi kesehatan (Foto: ilustrasi kopi)
Foto: Flickr
Kafein dan sakit kepala memang memiliki keterkaitan dari segi kesehatan (Foto: ilustrasi kopi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kafein dan sakit kepala memang memiliki keterkaitan dari segi kesehatan. Faktanya, kafein dapat meredakan sakit kepala bergantung seberapa banyak dikonsumsinya dan seberapa sering.

Melansir laman insider, Jumat (21/8), kafein merupakan stimulan sistem saraf pusat. Umumnya, kafein terdapat dalam minuman ringan, seperti minuman olahraga, kopi, teh, coklat, dan jenis minuman lainnya.

Baca Juga

Rasa sakit yang dialami saat sakit kepala, seperti migrain, biasanya disebabkan pembesaran pembuluh darah di sekitar otak. Hal ini yang membuat jumlah aliran darah ke otak meningkat. Perubahan aliran darah ini memicu sejumlah mekanisme rumit di otak yang dapat menyebabkan sakit kepala.

Kafein berperan mempersempit pembuluh darah ini yang dikenal memiliki sifat ‘vasokonstriksi’. Kafein mampu menyempitkan pembuluh darah dan mengurangi aliran darah ke otak. Itu sebabnya kafein dapat membantu meredakan nyeri migrain.

Sebagai contoh, sebuah studi pada 2009 yang diterbitkan dalam Human Brain Mapping Journal menemukan bahwa kafein bisa mengurangi aliran darah otak (suplai darah ke otak) rata-rata 27 persen. Dengan cara ini, kafein dapat membantu menghentikan migrain, serta menghilangkan rasa sakitnya ketika datang.

Kafein juga dapat membantu meredakan sakit kepala dengan meningkatkan efektivitas obat pereda nyeri. Kafein bahkan menjadi bahan utama dalam obat sakit kepala, seperti Excerdine dan Anacin, karena membantu menyerap bahan aktif dalam obat.

Misalnya, ulasan pada 2017 yang diterbitkan dalam The Journal of Headache and Pain mempelajari hasil dari tujuh uji coba terkontrol yang berbeda. Studi meneliti pasien yang menderita migrain atau sakit kepala tipe tegang selama periode 40 tahun. Para peneliti menemukan bahwa obat pereda nyeri yang dijual bebas yang mengandung kafein, bekerja lebih cepat dan lebih efektif daripada obat pereda nyeri saja.

Sebuah studi pada 2016 yang diterbitkan dalam The Journal of Headache Pain juga menemukan bahwa ketika pasien migrain berhenti minum kafein setelah meminumnya setiap hari, lalu mengkonsumsi triptan, ini akan mencegah migrain menjadi lebih efektif. Menurut American Migraine Foundation, kafein dapat membantu sakit kepala bergantung pada seberapa sering migrain itu datang.

Penelitian menyebutkan, jika menderita migrain episodik, yakni hingga 14 kali sakit kepala per bulan, maka kafein dapat membantu. Namun, penggunannya harus dibatasi, yakni tidak lebih dari 200mg sehari. Dalam hal ini, kafein mampu mengurangi rasa sakit kepala atau migrain.

Tetapi kika menderita sakit kepala setiap hari, justru harus menghindari kafein. Hal ini merupakan rekomendasi dari National Headache Foundation.

Secara keseluruhan penting untuk mengkonsumsi kafein dalam jumlah standar. Dengan begitu, cara ini dapat mencegah seseorang dari sakit kepala.

Namun, kafein harus dikonsumsi dalam jumlah yang tepat yakni di bawah 400 mg per hari. Jumlah ini sekitar dua hingga empat cangkir bergantung pada berapa lama kopi diseduh, serta seberapa kuat kopi yang diminum.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement