REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Universitas Padjadjaran (Unpad) menerima 9.046 mahasiswa baru melalui berbagai jalur pendaftaran pada tahun ajaran 2020-2021. Sebesar 75 persen mahasiswa baru itu pada jenjang pendidikan Sarjana (S1) dan Sarjana terapan (D-IV).
Rektor Unpad Prof Rina Indiastuti menjelaskan penerimaan mahasiswa baru pada jenjang pendidikan Sarjana (S1) dan Sarjana terapan (D-IV) diseleksi melalui jalur SNMPTN, SBMPTN, dan Mandiri. Sedangkan untuk jenjang pendidikan Profesi, Spesialis, Magister (S2) dan Doktor (S3) melalui jalur Seleksi Masuk Universitas Padjadjaran (SMUP).
"Kami berpesan agar saudara-saudara senantiasa menjaga niat saudara untuk menuntut ilmu di Universitas Padjadjaran secara sungguh-sungguh dan jangan tergoyahkan atau terganggu dengan berbagai godaan yang akan membuat saudara gagal," kata Rina dalam keterangannya di Bandung, Jumat (28/8).
Dia menyampaikan para mahasiswa baru Unpad tahun akademik 2020/2021 merupakan orang-orang terpilih yang memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan di masa depan. Sebab, kata dia, tahun ini jumlah peminat Unpad termasuk tinggi, baik di jalur SNMPTN maupun SBMPTN.
Selain itu, tingkat keketatan program studi di Unpad juga termasuk tinggi. Bahkan, tingkat keketatan beberapa program studi di Unpad termasuk tertinggi di Indonesia.
“Maka dari itu, kami berpesan agar saudara mensyukuri anugerah dan menjaga amanah yang telah diberikan dengan cara berupaya seoptimal mungkin dan sungguh-sungguh dalam proses pembelajaran di Unpad, karena saudara sekalian adalah sebagian kecil di antara warga negara Indonesia yang memiliki kesempatan untuk bisa menuntut ilmu di jenjang perguruan tinggi," kata dia.
Dia mengatakan dalam menyiasati pandemi Covid-19, perkuliahan program Sarjana dan Sarjana Terapan Unpad pada semester ganjil tahun 2020-2021 akan dilaksanakan secara daring. Meski dilaksanakan secara daring, mahasiswa baru Unpad tetap dituntut untuk memupuk kemandirian belajar, kreatif dan produktif, serta berakhlak dan santun.
Unpad sudah mengeluarkan pedoman penyelenggaraan perkuliahan dengan menggunakan metode "blended learning". Pembelajaran yang mengusung kombinasi antara pembelajaran sinkronus dan asinkronus ini menjadi relevan diterapkan dalam era digital saat ini.
Berbagai komponen pembelajarannya meliputi belajar tatap muka di kelas, belajar menggunakan internet, diskusi, belajar mandiri dan belajar berkelompok dengan tetap mendapatkan bimbingan dari dosen. Teknologi informasi dan komunikasi digunakan dalam memudahkan proses pembelajaran sehingga lingkungan belajar berkembang tidak hanya di kampus, tetapi juga di luar kampus.
“Penggunaan metode ini diharapkan dapat meningkatkan kemandirian dan keterampilan belajar peserta didik. Kemandirian belajar tersebut berlandaskan kepada perencanaan pembelajaran yang baik dan pemanfaatan teknologi informasi yang komprehensif dan efektif,” kata dia.