REPUBLIKA.CO.ID, EDINBURG -- Penelitian terbaru telah menguatkan bukti ilmiah tentang efektivitas penggunaan masker di kala pandemi Covid-19. Para peneliti dari Universitas Edinburgh, Skotlandia, menunjukkan bahwa masker secara signifikan mengurangi kemungkinan penularan Covid-19 melalui droplet alias percikan liur.
Virus SARS-CoV-2, penyebab penyakit Covid-19, menyebar melalui droplet ketika batuk, bersin, atau berbicara, terlebih di dalam ruangan dengan ventilasi yang buruk. Mengingat hingga kini vaksinnya belum ditemukan, pemakaian masker efektif mengurangi risiko penularan melalui droplet.
Para peneliti telah menyelidiki efektivitas masker bedah dan masker kain dengan menggunakan boneka manekin yang mengeluarkan droplet fluoresen serta relawan manusia yang diminta untuk berbicara dan batuk. Mereka kemudian memperkirakan jumlah droplet yang keluar dari boneka manekin dengan menggunakan sinar laser dan lampu ultraviolet.
Peneliti lalu menggunakan slide mikroskop yang diletakkan sejauh 5 cm dari mulut untuk menangkap droplet yang dikeluarkan oleh relawan manusia. Saat manekin maupun manusia memakai masker, jumlah droplet yang tertangkap menurun lebih dari 1.000 kali lipat. Para ahli memperkirakan, ketika seseorang berdiri dua meter dari orang lain yang batuk tanpa memakai masker, ia akan terpapar 1.000 kali lebih banyak droplet daripada ketika memakai masker bedah atau sehelai masker kain sekalipun.
Namun demikian, studi ini tidak mengkaji efektivitas masker untuk pencegahan virus SARS-CoV-2 melalui aerosol, yakni partikel yang lebih kecil dari droplet dengan ukuran lebih kecil dari 5 mikron. Studi ini dipublikasikan di medRxiv, namun belum ditinjau oleh rekan ahli lain.
“Data tersebut tidak memungkinkan untuk menarik kesimpulan tentang risiko penularan virus melalui aerosol,” kata para peneliti seperti dikutip dari laman Health 24, Senin (31/8).
Yang pasti, penggunaan masker sangat efektif mencegah penyebaran SARS-CoV-2 melalui droplet, terutama dalam ruangan di mana jarak fisik sulit dilakukan. Hingga kini, droplet dianggap sebagai penyebar Covid-19 paling signifikan.