REPUBLIKA.CO.ID, NEWYORK -- Tisu toilet menjadi komoditas utama selama pandemi Covid-19 di dunia barat. Manusia rela berebut demi mendapatkannya. Namun apa yang digunakan manusia untuk membersihkan anus sebelum ditemukannya tisu toilet?.
Dilansir dari livescience pada Senin (21/9), tisu toilet diperkirakan sudah eksis di dunia barat pada abad ke-16 masehi. Sedangkan China diduga sudah menggunakannya sejak 2 abad sebelum masehi. Tapi apa yang digunakan manusia kuno untuk membersihkan diri di toilet?
Profesor Literatur Universitas Texas Susan Morrison mengatakan sulit menemukan dengan pasti apa yang digunakan manusia sebelum temuan tisu toilet. Sebab mayoritas bahan pembuatan pada masa lalu bersifat organik hingga tak tahan lama untuk ditemukan peneliti hari ini.
Para peneliti coba mengkaji sampel feses manusia di masa lampau guna menyibak tabir ini. Ternyata sepanjang sejarah manusia telah coba membersihkan diri setelah BAB dengan berbagai cara. Dari mulai menggunakan tangannya sendiri, ampas jagung, hingga dibersihkan pakai salju.
Salah satu temuan paling kuno ialah stik kebersihan yang digunakan di China pada 2.000 tahun lalu. Stik ini terbuat dari potongan bambu atau kayu yang dilapisi kain untuk membersihkan anus.
Kemudian zaman Yunani-Roma digunakan pula stik yang disebut tersorium. Stik ini memiliki bagian sponge di ujungnya untuk membersihkan diri pasca BAB. Tersorium ditempatkan di kamar mandi untuk penggunaan bersama. Tersorium dibersihkan dengan direndam cairan cuka atau air mengalir.
Lalu temuan stik kebersihan serupa juga didapati di Jepang. Stik yang dinamai chuugi diperkirakan digunakan sejak abad ke-8. Chuugi dipakai membersihkan bagian luar dan dalam anus.
Di sisi lain, sepanjang sejarah manusia memang mencoba berbagai cara membersihkan diri usai BAB. Material seperti rumput, daun, batu dan kerang dianggap peneliti pernah difungsikan untuk itu. Lalu di abad pertengahan mulai digunakan jerami dan lumut untuk tujuan itu.