Selasa 22 Sep 2020 09:23 WIB

Wapres Ma'ruf Amin Resmikan Universitas Siber Asia

Unsia merupakan perguruan tinggi siber pertama di Indonesia, dipimpin rektor asing.

Wapres Ma
Foto: Dok
Wapres Ma

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Selamat Ginting/Wartawan Senior Republika

Wakil Presiden (Wapres) Prof Dr (HC) KH Ma'ruf Amin meresmikan beroperasinya Universitas Siber Asia (Unsia) atau Asia Cyber University sebagai perguruan tinggi siber pertama di Indonesia. Sebagai pencetus pendirian Unsia adalah Dr Drs El Amy Bermawi Putera, MA yang juga Rektor Universitas Nasional (Unas).

Unsia dipimpin rektor Prof Jang Youn Cho, Ph.D, CPA berasal dari Korea Selatan. Prof Youn Cho merupakan rektor asing pertama di Indonesia. Ia mempunyai pengalaman dalam memimpin perguruan tinggi online bereputasi global.

"Selamat kepada YMIK atas berdirinya Unsia sebagai perguruan tinggi yang mengusung pembelajaran penuh secara online. Semoga peresmian ini dapat memberikan akses pendidikan tinggi yang merata dan terjangkau serta mendorong pembangunan SDM (sumber daya manusia) unggul di Indonesia,” kata Ma’ruf Amin dalam sambutan yang dilakukan secara virtual di Jakarta, Selasa (22/9).

Unsia memiliki lima program studi, yakni Komunikasi, Manajemen, Akuntansi, Sistem Informasi, dan Informatika. Memiliki kampus di Menara Unas 2 di Jalan Harsono RM, Ragunan, Jakarta Selatan. Unsia merupakan adik dari Unas, perguruan tinggi swasta tertua di Jakarta dan tertua kedua di Indonesia.

Kampus utama Unas di Jalan Sawo Manila, Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Unas didirikan pada 15 Oktober 1949. Unas dan Unsia berada di bawah Yayasan Memajukan Ilmu dan Kebudayaan (YMIK) didirikan tokoh-tokoh nasional, seperti Prof Dr Mr Sutan Takdir Alisjahbana, Prof Dr Soemitro Djojohadikusumo, dan lain-lain

Wapres mengakui, Unsia telah disiapkan dan diluncurkan pada tahun 2019 oleh Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Prof Drs H Mohamad Nasir, Ak, M.Sc, PhD.  Kini Mohamad Nasir sebagai staf khusus Wakil Presiden Republik Indonesia. Selanjutnya Unsia mendapatkan izin operasional dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan  (Mendikbud)  Nabiel Anwar Makarim, BA, MBA, pada Agustus 2020.  

“Karena itu, saya menghargai upaya YMIK yang tetap berkomitmen untuk memulai operasionalisasi Universitas Siber Asia ini meskipun dunia tengah dilanda pandemi Covid- 19,” ujar Wapres Ma’ruf Amin.

Turut menyaksikan peresmian beroperasinya Unsia, baik secara langsung maupun online, antara lain Menteri Pendidian dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim, BA, MBA;  mantan Menristek Dikti Prof Drs H Mohamad Nasir, Ak, MSc, PhD; Sekjen Kemendikbud Prof Ainun Na'im, PhD, MBA; Dirjen PendidikanTinggi Kemendikbud Prof Ir Nizam, MSc, DIC, Ph.D; Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III Prof  Dr Agus Setyo Budi, MSc; Duta Besar Korea untuk ASEAN Sung Nam Lee, Menteri Kedutaan Besar Korea di Indonesia Lee Sang Ho.

Selain itu, Top Manajemen Hyundai Motors sekaligus Presiden Dagang Korea Lee Kang Hyun, Presiden Asosiasi Indonesia Korea Park Jaehan, serta Presiden Bank Shinhan Indonesia Hwang. Hadir pula tuan rumah Ketua Pengurus YMIK Dr Drs Ramlan Siregar, MSi;  Rektor Unas Dr Drs El Amry Bermawi Putera, MA; dan Rektor Unsia Jang Youn Cho, Ph.D, CPA, serta pejabat rektorat dan dekanat Unas, Sekolah Pascasarjana Unas maupun rektorat Unsia.

Terjangkau masyarakat

Universitas Suber Asia, lanjut Wapres, didirikan untuk memberikan akses pendidikan tinggi yang seluas-luasnya dan terjangkau kepada masyarakat. Hal ini tentu akan memberikan dampak yang positif bagi pengembangan pendidikan di indonesia. Sebagai negara kepulauan dengan kondisi sosial ekonomi yang beragam, pendidikan melalui sistem pembelajaran daring atau e-learning dapat menjadi sebuah pilihan bagi masyarakat untuk mengakses pendidikan tinggi.

Dikemukakan, kehadiran Unsia menjadi penting mengingat angka partisipasi kasar (apk) perguruan tinggi di Indonesia pada tahun 2019, menurut BPS masih sekitar 30,28 peren. Artinya dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 19–23 tahun, masyarakat yang melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi hanya sekitar 30 persen.

Sedangkan menurut angka survei angkatan kerja nasional (sakernas) BPS pada Februari 2020, angkatan kerja Indonesia yang berjumlah 137,91 juta, hanya 14,2 juta lulusan perguruan tinggi. Atau hanya 10,3 persen yang berkesempatan menikmati pendidikan tinggi.

“Dengan adanya Universitas Siber Asia ini saya berharap angka-angka tersebut akan terus meningkat, sehingga masyarakat yang dapat menikmati pendidikan tinggi akan terus bertambah sejalan dengan upaya pemerintah menempatkan pembangunan SDM (sumber daya manusia) unggul sebagai prioritas nasional,” kata guru besar ilmu ekonomi syariah itu.

Wapres yakin, SDM unggul merupakan kunci untuk memenangkan persaingan global. Sistem pembelajaran daring atau e-learning memungkinkan masyarakat untuk belajar kapan saja (anytime), di mana saja (anywhere) dengan biaya lebih terjangkau dan waktu belajar pun lebih fleksibel.

Diungkapkan, meskipun sistem e-learning dapat menjadi alternatif sistem pembelajaran, tetapi saat ini baru sekitar 20 dari 4.771 perguruan tinggi di Indonesia yang menerapkan pembelajaran daring atau e-learning. Ia mengharapkan semakin banyak lembaga pendidikan yang membuka sistim pembelajaran daring e-learning. Sekaligus akan semakin banyak kesempatan bagi masyarakat untuk melanjutkan pendidikan tinggi.

“Sistem pembelajaran online yang dilaksanakan oleh Unviersitas Siber Asia secara tidak langsung meningkatkan penguasaan skill teknologi dan informasi bagi mahasiswanya. Hal ini sangat diperlukan karena penguasaan teknologi dan informasi menjadi syarat mutlak dalam upaya meningkatkan daya saing dan kualitas SDM,” kata Ma’ruf Amin.

Tantangan tersendiri

Diakuinya, pembelajaran secara daring memiliki tantangan tersendiri, karena itu diperlukan kreatifitas yang tinggi. Baik bagi pengajar maupun mahasiswanya. Para dosen harus keluar dari gaya konvensional dan lebih inovatif dalam menyiapkan materi dan mekanisme pembelajaran serta memanfaatkan seluruh potensi teknologi yang ada untuk membantu pelaksanaan pembelajaran.

Di sisi lain, lanjutnya, para mahasiswa juga dituntut lebih mandiri. Mereka harus dapat memanfaatkan seluruh sumber pengetahuan untuk melengkapi proses pembelajaran jarak jauh ini. “Saya berharap Mister Jang Youn Cho dapat berbagi pengalamannya untuk memimpin Unsia menjadi sebuah perguruan tinggi online yang berprestasi, dan membanggakan,” papar Ma’ruf Amin.

Wapres optimistis dengan pengalaman yang dimilikinya Prof Jang Youn Cho, Unsia dapat berkolaborasi dengan perguruan tinggi lainnya di Indonsia. Sehingga mampu meningkatkan mutu dan pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia serta mendorong daya saing di tingkat internasional.

Ma’ruf berpesan, Unsia dalam pelaksanaan metode e-learning jangan sampai terjadi moral harzard. Artinya menggampangkan metode pembelajaran secara daring. Tidak boleh ada alasan terhadap kualitas, baik kualitas pembelajaran maupun pengujian. Mahasiswa harus tetap bisa diuji dengan standar yang sama, dengan pembelajaran konvensional. Sehingga kualitas pembelajaran dan lulusan program studi ini tetap dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan.

“Saya juga berpesan kepada Unsia agar membekali pendidikan karakter kebangsaan bagi para mahasiswanya. Sehingga dapat menumbuhkan rasa cinta Tanah Air; menempatkan kepentingan masyarakat sebagai yang utama tanpa memandang SARA (suku, agama, ras, antargolongan).”

Wapres menjelaskan, pemerintah saat ini terus berupaya meningkatkan kualitas infrastruktur telekomunikasi yang memadai dan menjangkau seleuruh wilayah indonesia. Tujuannya agar tidak ada hambatan bagi masyarakat dalam mengakses pendidikan tinggi secara daring.

“Masyarakat di daerah seperti terpencil juga harus mendapatkan akses internet agar dapat berpartisipasi dalam pembelajaran e-learning yang semakin berkembang saat ini,” ujarnya.

Lulusan kompeten

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim turut menyambut gembira lahirnya Unsia sebagai perguruan tinggi yang sepenuhnya daring. Ia pun menyampaikan harapannya kepada Unsia agar dapat melahirkan lulusan yang kompeten.

"Saya berharap Unsia menjadi penyelenggara pendidikan jarak jauh yang berkualitas. Tidak hanya membangun hard skills, tapi juga soft skills mahasiswanya. Itulah tantangan dari pembelajaran yang sepenuhnya daring. Yaitu, bagaimana mencetak sarjana yang kompeten dan unggul secara holistik,’’ ungkap Nadiem dalam sambutannya secara daring.

Nadiem juga mengapresiasi komitmen Unsia untuk mendukung kebijakan Merdeka Belajar dan mendorong agar Unsia dapat mengirimkan mahasiswa dan dosen ke luar kampus sebanyak banyaknya.

"Hadirkan sebanyak mungkin praktisi ke dalam kampus. Ini sangat penting, agar lulusan Unsia betul-betul siap kerja. Tidak hanya menguasai teori, tapi juga bisa berkontribusi. Yang terpenting, agar lulusan Unsia merdeka dalam berpikir. Selalu belajar sepanjang hayat. Itulah inti dari Merdeka Belajar," tutur Nadiem.

Mutu internasional

Rektor Unsia Prof Jang Youn Cho mengakui merupakan suatu kehormatan baginya diberikan kepercayaan memimpin perguruan tinggi siber pertama di Indonesia. Ia menghabiskan waktu sekitar 17 tahun di Amerika Serikat. Menyelesaikan pendidikan S2 di Universitas Texas dan Florida, dan menjadi Profesor di Universitas Nebraska-Lincoln.

Selama di Amerika, lanjut Youn Cho, ia belajar banyak tentang nilai rasionalitas, profesionalisme dan standar global. “Saya kembali ke Korea pada tahun 1997, saat krisis keuangan di Asia. Saya mengabdikan diri selama 20 tahun sebagai guru besar, dekan sekolah bisnis, dan Rektor Operasional di Universitas Cyber Hankuk.”

Cho merasakan nilai terpenting dari Korea, yaitu semangat dan kecepatan, yang membuat negara kecil itu menjadi salah satu negara terdepan di Asia. Tiga tahun lalu, ia memutuskan untuk datang ke Indonesia.

Ia diminta oleh Rektor Unas El Amry Bermawi Putera dan Ketua Pengurus YMIK Ramlan Siregar untuk berkontribusi pada pendidikan tinggi dengan memberikan pendidikan berkualitas tinggi di Indonesia. Sebab, masih banyak pemuda pemudi yang tidak memiliki kesempatan untuk  mengenyam pendidikan tinggi.

“Dengan menerapkan sistem dan standar mutu universitas di Korea dan Amerika, saya berharap Asian Cyber University dapat memberikan kesempatan bagi anak muda yang ingin belajar tanpa terhalang oleh jarak, waktu, dan kondisi ekonomi. Sekaligus dapat mengembangkan kerja sama negara-negara ASEAN lainnya dalam waktu dekat,” ungkap Prof Youn Cho.

Tantangan zaman

Ketua Pengurus YMIK Ramlan Siregar  mengucapkan terima kasih kepada Wakil Presiden Mar’ruf Amin atas nama negara dan pemerintah Indonesia yang berkenan meresmikan Unsia sebagai perguruan tinggi pertama di Indonesia berbasis online.

Ramlam Siregar mengungkapkan, Unsia menerima izin dari Mendikbud  dengan Nomor 757/M/2020 pada 24 Agustus 2020 lalu. Didirikan selain  menjawab tantangan zaman di era revolusi industri 4.0, juga mengusung semangat untuk meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) Indonesia agar usia produktif yang melanjutkan pendidian ke jenjang perguruan tinggi dapat meningkat dan sejajar. Tidak hanya dengan negara tetangga saja, namun dengan negara-negara maju lainnya.

Pendidikan berbasis online selaras dengan kebijakan pemerintah dan pengejawantahan janji kampanye pemerintah untuk melakukan percepatan pembangunan SDM. Hadirnya Unsia akan dapat memberikan layanan pendidikan tinggi dalam skala yang sangat luas bagi seluruh bangsa Indonesia secara efisien dan efektif, berkualitas dan dengan biaya terjangkau

Ia mengharapkan, Unsia akan diterima oleh seluruh lapisan masyarakat. Tidak hanya di Indonesia namun juga merambah di tingkat Asia, guna meningkatkan mutu dan daya saing di tingkat Internasional serta membuka peluang kerjasama dengan perusahaan multinasional, yang untuk pertama kali kami rintis dengan Korea Selatan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement