Ahad 11 Oct 2020 02:13 WIB

Bagaimana Mutasi Gen Memicu Sel Kanker Payudara?

Kanker payudara masih menjadi pemubunuh nomor satu perempuan di Indonesia.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Mamografi untuk mendeteksi kanker payudara. Peran mutasi gen hanya sekitar lima hingga 10 persen dalam mengakibatkan kanker, termasuk kanker payudara.
Foto: Torin Halsey / AP
Mamografi untuk mendeteksi kanker payudara. Peran mutasi gen hanya sekitar lima hingga 10 persen dalam mengakibatkan kanker, termasuk kanker payudara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanker payudara masih menjadi pemubunuh nomor satu perempuan di Indonesia. Kanker ini bisa menimpa semua perempuan, terutama mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara.

Bagaimana kanker payudara bisa terjadi? Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Prof. Dr. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD-KHOM, FACP, mengungkapkan, insiden kanker payudara di dunia menempati posisi nomor dua dari segi angka kejadiannya, sedangkan angka kematiannya menempati nomor lima di dunia. Data resmi Kementerian Kesehatan RI tahun 2015 dan masih berlaku sampai sekarang, untuk laki-laki kanker paru menempati nomor satu dan untuk perempuan kanker payudara menempati ranking pertama.

Baca Juga

Prof. Aru menjelaskan, DNA itu berisi seuntaian materi genetik, yang mendapatkan tugas untuk membelah diri dan membentuk protein, memberikan perintah kepada gen untuk memproduksi protein. Protein ini adalah protein yang menjaga dan mengatur pertumbuhan sel dan yang mereparasi kerusakan sel.

"Yang terjadi sekarang bahwa di lingkungan kita banyak hal-hal yang bersifat karsinogen atau bahan-bahan yang menyebabkan kerusakan pada DNA sehingga menjadi gen kanker," jelas Prof. Aru.

Kerusakan tersebut mengakibatkan perubahan perintah. Jadi, DNA mengalami perubahan mutasi.

"Dari mutasi ini, maka perintah berubah, maka akan muncul sel-sel yang berbeda dengan yang lain, dan ini yang menjadi cikal bakal dari sebuah tumor atau materi kanker,” papar Prof Aru dalam webinar dengan tema Faktor Genetik dan Kanker Payudara yang diselenggarakan oleh PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) bekerja sama dengan YKI, Sabtu (10/10).

Prof. Aru menjelaskan, tidak semua gangguan yang awalnya dari DNA dengan perintah yang berubah itu berakibat buruk. Mutasi DNA pada anak albino, contohnya, bisa merubah warna kulit dan rambut. Namun, dampak buruknya mutasi DNA salah satunya menyebabkan sel normal menjadi sel kanker.

“Sel yang normal membentuk sel kanker karena ada perubahan tersebut, kemudian pembelahan selnya sedemikian rupa, sehingga terbentuk sekumpulan sel-sel kanker atau sel kanker, yang disebut tumor. Dia berkembang dan bisa menyebar kemana-mana, dan pada kanker payudara bisa bermetastasis ke berbagai lokasi dan organ di dalam tubuh,” ujarnya.

Peran dari mutasi gen ini lima sampai 10 persen mengakibatkan kanker, termasuk kanker payudara. Sisanya, 90 sampai 95 persen merupakan efek dari lingkungan, seperti pola makan, merokok, obesitas, alkohol, infeksi, dan faktor lainnya.

Selain mutasi gen, menurut Prof. Aru, ada beberapa faktor-faktor yang tidak bisa dirubah dalam kanker, misalnya, usia 50 tahun, payudara padat, usia mens dimulai pada usia sangat muda, adanya riwayat kanker dalam keluarga, pemakaian terapi hormon, terutama hormon untuk mengatasi gejala menopause. Usia menopause dini juga merupakan faktor yang tidak bisa dihindari karena kita tidak bisa menghindari lanjutnya usia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement