REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebuah penelitian baru menemukan pemasangan IUD hormonal, disebut juga alat kontrasepsi dalam rahim/AKDR hormonal, dikaitkan dengan risiko kanker payudara yang lebih tinggi pada wanita muda. Temuan ini menunjukkan risiko kanker payudara dengan IUD kemungkinan serupa dengan risiko kanker payudara dengan jenis kontrasepsi hormonal lainnya.
IUD termasuk salah satu alat kontrasepsi yang dinilai paling efektif, dan digunakan oleh sekitar 8,1 persen wanita usia reproduksi di Eropa. IUD hormonal bekerja dengan melepaskan hormon yang mirip progesterone untuk mencegah kehamilan.
Para ahli kesehatan telah mengetahui mengonsumsi pil kontrasepsi hormonal dalam jangka panjang dikaitkan dengan risiko kanker payudara yang sedikit lebih tinggi. Tetapi IUD dianggap berisiko lebih rendah karena melepaskan hormon langsung ke rahim, pada kadar yang lebih rendah daripada pil. Karenanya hasil studi dari Denmark ini sangat mengejutkan.
“Hasil penelitian ini sangat tidak terduga,” kata dr Channa Jayasena, seorang ahli endokrinologi reproduksi di Imperial College London yang tidak terlibat dalam penelitian baru ini, seperti dilansir Euronews, Ahad (20/10/2024).
Para peneliti dari Institut Kanker Denmark membandingkan hasil kesehatan sekitar 79 ribu wanita berusia 15 hingga 49 tahun yang menggunakan IUD hormonal, dengan kelompok serupa yang tidak menggunakan alat kontrasepsi hormonal apa pun. Mereka dipantau selama rata-rata 6,8 tahun.
“Meskipun risiko terkena kanker payudara secara keseluruhan rendah, penggunaan IUD hormonal dikaitkan dengan risiko lebih besar, dengan 14 kasus per 10.000 wanita,” demikian menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal medis JAMA.
Para peneliti mengatakan bahwa dokter harus menyertakan informasi tentang risiko kanker payudara saat mendiskusikan manfaat dan risiko IUD hormonal dengan pasien. “Saran saya untuk wanita adalah bahwa risiko kanker payudara yang disebabkan oleh [IUD] belum ditetapkan tetapi perlu diteliti lebih lanjut,” kata peneliti.
Namun demikian, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, misalnya tidak memeriksa faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi risiko kanker payudara seperti kebiasaan merokok, konsumsi alkohol dan obesitas.
Studi ini bukan yang pertama menganalisis kemungkinan hubungan antara kanker payudara dan alat kontrasepsi. Pada tahun lalu, para peneliti dari Universitas Oxford menemukan bahwa kontrasepsi yang mengandung progestogen dikaitkan dengan risiko kanker payudara, terlepas dari jenis kontrasepsi yang digunakan.
Risiko yang terkait dengan alat kontrasepsi hormonal juga berubah seiring bertambahnya usia. Oleh karena itu, wanita mendekati usia 40 tahun disarankan untuk mendiskusikan opsi kontrasepsi non-hormonal.