REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Peluncuran Apple iPhone 12 menarik reaksi beragam di China pada Rabu (14/10). Para penggemar mendukung model 5G untuk Apple.
Sementara itu, yang lain berencana menunggu perangkat yang akan datang dari pesaing lokal, seperti Huawei Technologies.
Dilansir dari Japan Today, Kamis (15/10), peluncuran Apple sangat ditunggu-tunggu setelah jenama-jenama platform Android China seperti Huawei dan Xiaomi Corp. Mereka telah meluncurkan perangkat 5G kelas atas yang kompatibel dengan telekomunikasi China yang ditingkatkan. Apple dianggap terlambat oleh beberapa analis untuk melakukannya.
Di pasar terbesar kedua berdasarkan pendapatan, pengumuman Apple ramai dibahas di media sosial. Dengan lebih dari enam miliar tampilan, tagar ’iPhone 12’ menempati peringkat pertama topik di Weibo di Cina.
Saat ditanya apakah mereka akan membeli iPhone baru, yang akan memberi pengguna Apple akses 5G, responden jajak pendapat majalah Caijing hampir terbagi rata. Sekitar 10 ribu memilih tidak, 9.269 menjawab ya dan lebih dari itu 5.400 mengatakan mereka masih mempertimbangkannya.
Di China, iPhone 12 akan dibanderol dengan harga 5.499 yuan untuk versi Mini, naik hingga 11.899 yuan untuk kisaran teratas. Ponsel tersedia untuk pesanan di China mulai 16 Oktober.
Label harga itu juga menjadi topik hangat, dengan banyak yang mengeluh bahwa harganya terlalu mahal.
“Bagaimana bisa semahal ini bahkan tanpa pengisi daya atau earbud?” kata seorang komentator, merujuk pada pengumuman Apple bahwa mereka akan mengabaikan komponen tersebut dengan alasan lingkungan.
Banyak pengguna Weibo mengatakan, mereka mungkin menunda pemesanan iPhone 12 untuk menunggu pengumuman pesaing, Huawei Mate 40 Pro yang diharapkan bulan ini.
Namun, para analis mengatakan, mereka optimistis tentang penerimaan iPhone 12 di Cina. Mereka mengungkapkan perusahaan tersebut kemungkinan masih memiliki banyak pengguna setia yang telah menunda peningkatan perangkat hingga peluncuran iPhone 12 5G.
Dengan model baru tersebut, firma riset Canalys baru-baru ini merevisi perkiraannya untuk pengiriman iPhone ke China pada kuartal keempat 2020 menjadi peningkatan 14 persen year-on-year, sebuah peningkatan besar dari prediksi penurunan satu persen.
“Di China sekarang, 5G bukanlah fitur premium. Itu fitur yang harus dimiliki,” kata Nicole Peng, yang melacak sektor ponsel pintar Cina di Canalys.
Peng mengatakan peluncuran 5G akan memicu gelombang baru penggantian ponsel untuk Apple di China sebelum akhir tahun dan pada kuartal pertama 2021.
Canalys memperkirakan 50 persen pemilik ponsel China akan menggunakan perangkat 5G pada akhir 2020. Sebab, jaringan dan jenama ponsel telah secara agresif mendorong penggantian ponsel. Hanya 29 persen pemilik telepon AS yang akan menggunakan perangkat 5G pada saat yang sama.
Apple juga dapat mengambil keuntungan dari potensi terurainya saingan kelas atas utamanya Huawei, yang dapat melihat divisi ponsel cerdasnya runtuh tahun depan karena pembatasan AS pada pasokan chipnya.
Analis di Counterpoint Research, Neil Shah mengatakan, ia mengharapkan Apple mendapat keuntungan “secara signifikan” dari potensi celah yang akan ditinggalkan, karena pembatasan perdagangan AS pada Huawei untuk memproduksi ponsel baru dalam skala besar.