REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Lembaga pengawas internet Cyberspace Administration of China (CAC) mengatakan telah menghapus lebih dari 1,4 juta postingan media sosial sebagai bagian dari tindakan keras di media sosial. Di antara masalah yang ada, regulator telah meluncurkan penyelidikan selama dua bulan atas peniruan identitas pejabat pemerintah dan dugaan informasi yang salah.
Sesuai laporan tersebut, fokus besar dari penumpasan adalah akun self-media yang beroperasi melalui aplikasi populer, seperti WeChat, Douyin, dan Weibo. Istilah self-media umumnya merujuk pada akun yang menerbitkan berita dan informasi tetapi tidak dimiliki atau disetujui oleh negara.
Dilansir Neowin, Ahad (28/5/2023), CAC mengatakan pada Jumat, 67 ribu akun media sosial ditutup dan ratusan ribu postingan dihapus antara 10 Maret dan 22 Mei. Dari jumlah tersebut, sekitar delapan ribu akun ditutup karena menyebarkan berita palsu, rumor, dan informasi berbahaya.
Selain itu, hampir satu juta akun lain menghadapi hukuman yang tidak terlalu berat, seperti kehilangan semua pengikut atau penangguhan hak menghasilkan uang. Pihak berwenang mengklaim telah menargetkan hampir 13 ribu akun militer palsu dan sekitar 25 ribu akun, yang menyamar sebagai institusi publik.
Mereka juga menjatuhkan hukuman kepada 187 ribu akun karena meniru bisnis media berita bersama dengan 430 ribu akun lainnya yang diduga menawarkan nasihat profesional atau layanan pendidikan tanpa kualifikasi profesional yang relevan.
Ini bukan pertama kalinya CAC memulai pembersihan media sosial dalam skala besar. Awal tahun ini, regulator mengatakan telah menghapus 54,3 juta bagian kecil informasi pada tahun 2022 yang ditemukan ilegal dan informasi buruk bersama dengan 420 aplikasi seluler dan 25 ribu situs web ilegal.