Jumat 16 Oct 2020 11:59 WIB

Metode CNN Hasilkan Benih Jagung Berkualitas

Metode ini diharapkan bisa memilah benih jagung berkualitas dengan lebih efisien.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Fuji Pratiwi
Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) menciptakan mesin penyortir biji jagung berkualitas.
Foto: Dok. Humas UB
Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) menciptakan mesin penyortir biji jagung berkualitas.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pertanian merupakan salah satu sektor penyumbang 15,45 persen terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Jagung menjadi salah satu komoditas potensial yang dapat mendukung perkembangan sektor pertanian.

Baca Juga

Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB), Rizki Chandra Maulana menjelaskan, jagung merupakan bagian dari subsektor tanaman pangan yang berperan bagi pertumbuhan industri hulu. Bahkan, menjadi pendorong industri hilir dengan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Hal ini berdampak pada tingginya jumlah permintaan konsumen terhadap komoditas jagung. "Salah satu faktor penentu kualitas jagung adalah dari kualitas benih yang digunakan," ucap Chandra.

Tim gabungan mahasiswa Fakultas Teknik (FT) dan Fakultas Pertanian (FP) UB menciptakan inovasi mesin sortasi biji jagung untuk mendapatkan benih berkualitas. Inovasi ini memanfaatkan metode Convolutional Neural Network (CNN). Artinya, metode ini dapat mengidentifikasi objek-objek pada sebuah gambar.

Prinsip kerja mesin ini adalah memindai tiap biji jagung melalui kamera. Kemudian data gambarnya diproses menggunakan metode CNN berdasarkan parameter yang telah diprogram. Pada akhirnya, biji jagung akan terpisah berdasarkan kualitasnya ke dalam kotak reject (biji berkualitas buruk) dan good (biji berkualitas bagus).

Chandra berharap, mesin penyortir ini dapat bermanfaat dan mampu memberikan kontribusi dalam pengembangan sektor pertanian. Khususnya, pada komoditas jagung dengan menghasilkan benih berkualitas secara lebih efisien.

Di dalam proses pengerjaan mesin, Chandra bekerja sama dengan sesama mahasiwa UB yakni Nisrina Rania Habibah, Angela Sembiring, dan Revy Dhea Septyaningrum. Tim ini juga berada di bawah bimbingan dosen UB, Nurussa'adah.

Mesin penyortir biji jagung ini juga dilengkapi dengan teknologi Internet of Thing (IoT). IoT adalah suatu teknologi yang mampu mentransfer data tanpa melalui interaksi langsung. Hal ini berarti tidak terbatas ruang dan waktu serta dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun selama terdapat koneksi internet.

Ketua tim, Nisrina Rania Habibah menyatakan, teknologi IoT dapat membantu pengguna  memantau dan mengontrol mesin penyortir jagung dari jarak jauh. Hal ini cukup dilakukan melalui ponsel atau perangkat lain yang terhubung dengan internet. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement