Senin 26 Oct 2020 08:24 WIB

Arkeolog Temukan Mumi Hewan untuk Ritual di Peru

Arkeolog menemukan mumi llama yang mungkin untuk ritual persembahan suku Inca di Peru

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Arkeolog di Peru menemukan sisa-sisa mumi dari lima hewan llama yang dipersembahkan untuk dewa Inca sekitar 500 tahun yang lalu.
Foto: live science
Arkeolog di Peru menemukan sisa-sisa mumi dari lima hewan llama yang dipersembahkan untuk dewa Inca sekitar 500 tahun yang lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, LIMA -- Arkeolog di Peru menemukan sisa-sisa mumi dari lima hewan llama yang dipersembahkan untuk dewa Inca sekitar 500 tahun yang lalu. Mumi Ilama masih dihiasi dengan benang warna-warni, cat merah dan bulu yang dihias oleh suku Inca sebelum mengorbankan mereka.

Llama adalah hewan berbulu mirip unta, asli dari Amerika Selatan. Kemungkinan, suku Inca mengubur hewan-hewan ini hidup-hidup untuk persembahan.

Baca Juga

Penemuan ini sangat langka. Meskipun para arkeolog telah menggali sisa-sisa Kerajaan Inca di sepanjang Pantai Pasifik Amerika Selatan selama lebih dari satu abad, tidak satupun dari mereka menemukan yang seperti ini.

Pemimpin penelitian, Lidio Valdez, asisten profesor di Departemen Antropologi dan Arkeologi di Universitas Calgary di Kanada, menjelaskan bahwa ia dan rekan-rekannya menemukan mumi llama (Lama glama) di Tambo Viejo, sebuah situs arkeologi di pantai Pasifik Peru, pada tahun 2018.

Para arkeolog menemukan mumi llama yang terkubur di bawah lantai tanah liat di dua dari beberapa bangunan yang mengelilingi dua plaza tersebut. Empat llama (satu coklat dan tiga putih) dikubur bersama dalam satu bangunan. Semantara satu llama coklat ditemukan di bawah lantai di gedung lain.

"Dalam kasus pertama, tampaknya ada lebih banyak llama, tetapi para penjarah mengganggu konteks aslinya. Llama telah dikubur menghadap ke timur, kemungkinan karena matahari, yang terbit di timur, adalah dewa Inca yang utama," jelas Valdez dilansir di Live Science, Jumat (23/10).

Pengorbanan ini tidak hanya untuk menghormati para dewa, yang diasosiasikan oleh suku Inca dengan panen yang berhasil, ternak yang sehat dan kemenangan perang. Ritual ini juga kemungkinan telah membuat Kerajaan Inca populer di antara budaya lokal, karena pengorbanan tersebut datang bersamaan dengan pesta besar.

Para llama muda dihias dengan mewah dengan jumbai tali panjang yang diwarnai merah, kuning, hijau dan ungu dipasang di telinga llama. Menurut Valdez, tali ini terbuat dari serat unta, dan dipasang di telinga hanya untuk acara tertentu. Unta-unta itu juga memakai kalung dengan benang berwarna di lehernya.

"Hiasan itu menunjukkan bahwa persembahan itu sangat istimewa. Memang, catatan sejarah menunjukkan bahwa llama coklat dikorbankan untuk pencipta Viracocha, sedangkan llama putih untuk matahari, dewa utama Inka."jelas Valdez.

Beberapa wajah llama dilukis. Tiga llama putih memiliki titik merah di atas kepala mereka dan garis merah turun dari setiap mata ke arah hidung. Selain itu, salah satu llama putih dimakamkan dengan marmot (Cavia porcellus), dan ketiga llama putih itu dikubur dengan bulu burung tropis yang dipasang pada tongkat sepanjang 10 sentimeter.

Tiga llama putih juga dikubur di dekat lubang yang diisi dengan tongkol jagung, kacang lima dan marmut, serta sebungkus abu (dikenal sebagai jeruk nipis) yang diasosiasikan dengan mengunyah coca, daun yang dianggap suci oleh suku Inca yang juga bahan mentah yang digunakan untuk membuat kokain.

Setelah llama dihias, anggota tubuh mereka ditekuk di bawah tubuh dan diikat dengan tali panjang, juga terbuat dari serat unta. Para arkeolog tidak dapat menemukan bekas luka di tenggorokan atau diafragma llama ini, jadi mungkin saja mereka dikubur hidup-hidup.

"Jika (gagasan ini) benar, praktik ini akan paralel dengan bukti penguburan korban manusia yang masih hidup," tulis para peneliti dalam penelitian tersebut.

Para arkeolog telah menemukan situs Inca lain yang berisi hewan dan pengorbanan manusia. Namun, menurut para ahli, penemuan yang baru ditemukan itu adalah salah satu yang terbaik yang diawetkan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement