Selasa 10 Nov 2020 17:14 WIB

Kopi Todolo Kenikmatan Warisan 'Orang Dulu' Toraja

Kopi Todolo dikenal sebagai kopi heritage peninggalan leluhur Toraja.

Pemilik Kaa Toraja Coffe Suleman Miting di Rantepao, Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Senin (10/11).
Foto: Prayogi/Republika.
Pemilik Kaa Toraja Coffe Suleman Miting di Rantepao, Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Senin (10/11).

REPUBLIKA.CO.ID, RANTEPAO -- Kopi-kopi asal Provinsi Sulawesi Selatan, khususnya yang berasal dari wilayah Toraja dan sekitarnya, terkenal dengan kenikmatannya yang telah berhasil menembus pasar international. Salah satunya adalah kopi Todolo, yang merupakan komoditas andalan dari Toraja Utara.

Diantara kopi-kopi asal wilayah Toraja, seperti Awan, Sapan, Pulu-pulu atau Yale, nama kopi Tolodo mungkin belum terlalu akrab di telinga penikmat kopi. Padahal, kopi ini mendapat julukan kopi asli Toraja. "Kopi Todolo dalam bahasa Indonesia artinya kopi orang dulu. Jadi ini heritage peninggalan leluhur," ujar Suleman Miting, pemilik kedai kopi Kaa Toraja Coffee, saat berbincang dengan tim Ekspedisi Republikopi di Rantepao, Toraja Utara, Senin (10/11).

Baca Juga

Suleman mengatakan, kopi Todolo dikenal oleh masyarakat setempat sebagai kopi Toraja asli. Sebab, kopi Todolo merupakan kopi varietas typica yang memang merupakan varietas pertama yang ditanam dan dibudidayakan di wilayah Toraja dan sekitarnya.

"Jadi memang yang pertama masuk di Toraja itu adalah kopi varietas typica. Meski di provinsi lain seperti Jawa, Sumatera dan penghasil kopi lainnya juga ditanam varietas typica, namun saya bisa katakan yang disini (di Toraja) rasa dan aromanya yang paling nikmat," jelasnya.

Sayangnya, varietas typica di wilayah Tana Toraja semakin tersisihkan dan berganti dengan varietas lain seperti lini S. Salah satu penyebab utamanya, karena varietas typica dianggap kurang menguntungkan dari sisi produksi.

"Cita rasa typica belum ada yang menandingi dari semua (varietas). Hanya kelemahannya, ceri buah kopi kurang dan harus ditanam di tempat-tempat ketinggian, berbeda dengan varietas lain," katanya.

photo
Kopi Todolo yang merupakan kopi asli toraja di Kaa Toraja Coffe, Rantepao, Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Senin (10/11). - (Prayogi/Republika.)

Suleman yang menjadi salah seorang pelaku industri kopi di hilir mengatakan, di Tana Toraja kopi dibagi dalam tiga kelas, pertama kelas bisnis, premium dan specialty. Di kelas terakhirlah kopi Todolo berada. Namun, karena tidak bisa menghasilkan hasil produksi yang banyak seperti varietas lain, maka kopi 'orang dulu' ini tak menjadi pilihan petani maupun perusahaan pengolahan kopi.

"Jadi ini mudah-mudahan pemerintah mendengar, untuk bisa kembali mengencarkan budidaya varietas kopi ini. Sebab, meski mungkin hasil panen lebih sedikit, tapi dari sisi nilai varietas ini lebih tinggi," katanya.

Tim Ekspedisi Republikopi berkesempatan mencicipi kenikmatan kopi Todolo. Saat kita menyesap, taste notes pertama yang terasa adalah manis seperti buah ceri. Di tengah, kita bisa menemukan taste notes seperti rempah-rempah (spicy) yang nikmat. Aroma yang terhirup dari seduh kopi ini adalah coklat seperti umumnya kopi Toraja. Kopi Todolo mempunyai after taste coklat yang panjang. Yang paling membedakan dengan kopi Toraja lainnya, kopi Todolo lebih terasa lembut saat diminum.

"Menurut saya ini kopi ternikmat. Yang bisa menyaingi kopi Todolo itu paling-paling kopi dari Panama Geisha," ucap Suleman membanggakan kopi Todolo.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement