REPUBLIKA.CO.ID, MIAMI -- Belakangan, banyak pihak berusaha membunuh virus corona tipe baru (SARS-CoV-2) dengan lampu yang memancarkan sinar ultraviolet C. Hanya saja, sejumlah temuan mengungkap disinfeksi dengan UVC berisiko merusak mata jika tidak dilakukan dengan berhati-hati.
Laporan yang terbit di Ocular Immunology and Inflammation menyebutkan sedikitnya ada tujuh kasus di Florida. Pasien merasakan sensasi terbakar, gatal, dan sangat sensitif terhadap cahaya setelah penggunaan lampu UV C dalam .
"Bagian permukaan mata yang jernih sangat rentan terhadap panjang gelombang cahaya dari lampu ini," kata Jesse Sengillo, dokter spesialis mata bidang oftalmologi Institut Mata Bascom Palmer, Universitas Sistem Kesehatan Miami, Florida, Amerika Serikat.
Kerusakan itu terjadi di bagian kornea yang merupakan lapisan terluar mata. Menurut Sengillo, rasanya bisa cukup menyakitkan dan butuh beberapa hari untuk sembuh. Bahkan, paparan UVC dapat membuat pasien kesulitan membuka mata.
Sensasi terbakar tidak langsung terjadi, sehingga beberapa pasien tidak menyadari bahwa itu disebabkan penggunaan lampu UVC. Sampai saat ini, pasien terus berdatangan ke institut mata dengan kasus serupa.
Cara tepat menggunakan UVC adalah dengan menyalakan lampu, lalu langsung meninggalkan ruangan, sampai tiba waktunya untuk mematikan lampu. Jika sakit mata telanjur terjadi, segera berobat ke dokter mata terdekat.
Sengillo menyampaikan, dokter akan meresepkan salep guna meredakan sensasi terbakar. Antibiotik juga akan diberikan karena cedera tersebut rentan terhadap infeksi. Dia berharap pengguna lampu UVC bisa lebih berhati-hati memakainya.
"Kami memerhatikan gelombang pasien terus datang. Seiring infeksi Covid-19 yang melonjak di Miami, kasus kerusakan kornea mulai meningkat lagi," tuturnya, dikutip dari laman NBC News, Kamis (26/11).