Rabu 09 Dec 2020 21:39 WIB

Covid-19 Terkait dengan Apendisitis Akut pada Anak?

Menariknya, tingkat Covid-19 pada anak-anak dengan apendisitis jauh lebih tinggi

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Gita Amanda
Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) berpakaian hazmat mengarahkan pemilih memasukan surat suara ke dalam kotak suara di TPS 46 Paku Jaya, Serpong Utara, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (9/12/2020). Penggunaan alat pelindung diri (APD) lengkap tersebut untuk meyakinkan masyarakat menggunakan hak pilihnya pada Pilkada Tangerang Selatan 2020 meski di tengah pandemi COVID-19.
Foto: MUHAMMAD IQBAL/ANTARA
Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) berpakaian hazmat mengarahkan pemilih memasukan surat suara ke dalam kotak suara di TPS 46 Paku Jaya, Serpong Utara, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (9/12/2020). Penggunaan alat pelindung diri (APD) lengkap tersebut untuk meyakinkan masyarakat menggunakan hak pilihnya pada Pilkada Tangerang Selatan 2020 meski di tengah pandemi COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, NEWYORK -- Para peneliti University of Virginia baru-baru ini menemukan hubungan potensial antara infeksi coronavirus 2 (SARS-CoV-2) dan perkembangan apendisitis akut pada anak-anak. SARS-CoV-2 adalah penyakit yang bertanggung jawab atas pandemi penyakit coronavirus 2019 (Covid-19) yang terus menimbulkan risiko bagi kesehatan masyarakat global.

Dalam Journal of Pediatric Surgery Case Reports, Debbie-Ann Shirley dan rekannya menggambarkan empat kasus anak-anak (berusia 11 hingga 17 tahun) yang mengalami gejala apendisitis akut yang juga ditemukan terinfeksi virus SARS-CoV-2. Tim mengatakan penyedia layanan kesehatan harus mempertimbangkan pengujian SARS-CoV-2 pada pasien anak-anak dengan gejala gastrointestinal parah untuk menginformasikan langkah-langkah pengendalian penularan.

Para peneliti juga mengatakan pelaporan kasus itu akan meningkatkan pemahaman tentang bagaimana infeksi SARS-CoV-2 bermanifestasi pada anak-anak. Sejak wabah Covid-19 dimulai di Wuhan, Cina, akhir tahun lalu (2019), penelitian menemukan SARS-CoV-2 secara umum tampaknya menyebabkan penyakit yang lebih ringan pada anak-anak daripada orang dewasa. Gejala yang paling umum pada anak-anak adalah demam dan gangguan pernapasan, meskipun gejala gastrointestinal dan kondisi kulit juga telah dilaporkan.

"Penyakit yang parah dapat terjadi pada anak-anak lebih jarang, tetapi cakupan penuhnya masih harus dijelaskan," kata Shirley dan rekan dalam penelitian itu dilansir dari news-medical pada Rabu (9/12).

Para peneliti menggambarkan empat kasus anak-anak yang mengalami apendisitis akut sekaligus terinfeksi SARS-CoV-2 menunjukkan adanya hubungan potensial. Para pasien termasuk seorang gadis berusia 11 tahun yang mengalami sakit perut, muntah dan demam; seorang anak laki-laki berusia 13 tahun dengan sakit perut, mual dan muntah; seorang laki-laki berusia 17 tahun dengan sakit perut, mual dan muntah dan seorang anak laki-laki berusia 14 tahun dengan sakit perut, muntah dan diare.

Dalam keempat kasus, computed tomography menunjukkan usus buntu yang melebar berisi cairan dan lemak. Kondisi itu konsisten dengan edema dan peradangan akut. Pengujian polymerase-chain-reaction (PCR) dari sampel usap nasofaring mengungkapkan semua pasien terinfeksi SARS-CoV-2.

"Selama periode waktu presentasi pasien ini, 4 dari 13 pasien (31 persen) dengan apendisitis akut dinyatakan positif Covid-19," tulis tim peneliti

"Menariknya, tingkat Covid-19 pada anak-anak dengan apendisitis jauh lebih tinggi daripada tingkat positif 8 persen untuk semua anak yang dites di institusi kami," lanjut tim peneliti.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement