Selasa 22 Dec 2020 14:26 WIB

Virus Corona Baru Dikhawatirkan Membuat Vaksin tak Efektif

Varian baru memiliki 17 perubahan genetik baru dibandingkan dengan varian sebelumnya

Rep: Puti Almas/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi Covid-19. Covid-19 jenis baru muncul di Inggris dan membawa kekhawatiran baru.
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19. Covid-19 jenis baru muncul di Inggris dan membawa kekhawatiran baru.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) tampaknya telah menyebar dengan cepat di Inggris. Ini mulai menjadi kekhawatiran secara luas, dengan banyak negara lain yang mempertimbangkan larangan perjalanan dari Inggris.

Akhir pekan lalu, pihak berwenang Inggris mengumumkan aturan pembatasan karantina wilayah atau lockdown kembali diberlukan di London dan beberapa wilayah bagian tenggara negara itu. Sebelumnya, bukti yang menunjukkan adanya varian baru SARS-CoV-2 yang 70 persen lebih menular.

Baca Juga

SARS-CoV-2 menyebabkan infeksi penyakit Covid-19 dan telah menjadi pandemi sejak awal tahun ini. Varian baru dari virus telah menimbulkan kekhawatiran vaksin yang dikembangkan saat ini tidak akan efektif.

Dilansir Live Science, fakta yang didapat dari studi menunjukkan virus telah menggantikan varian lain yang sudah lama beredar. Meski demikian, varian baru SARS-CoV-2 disebabkan oleh mutasi pada materi genetika virus dinilai tidak mengejutkan dan cukup sering terjadi.

Varian tersebut pertama kali terdeteksi di Inggris pada September. Pada November, strain baru SARS-CoV-2 ini dianggap bertanggung jawab atas sekitar seperempat kasus Covid-19 terbaru di London, dan pada pertengahan Desember terkait atas hampir dua pertiga kasus.

Varian serupa ditemukan di Afrika Selatan dan saat ini menyumbang 80 hingga 90 persen kasus baru di wilayah negara itu. “Kami biasanya melihat 20 hingga 30 turunan dalam sampel kami pada waktu tertentu. Sekarang, kita hanya melihat satu,” ujar Tulio de Oliveira, profesor di Fakultas Kedokteran Universitas KwaZulu-Natal Nelson R Mandela, di Afrika Selatan.

Namun, diperkirakan ada kemungkinan varian baru SARS-CoV-2 menjadi lebih umum secara kebetulan. Eksperimen laboratorium akan diperlukan untuk memastikan apakah memang lebih mudah menular. Sejauh ini, varian tersebut tampaknya tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah atau mematikan dibandingkan varian lainnya.

Varian baru memiliki 17 perubahan genetik baru dibandingkan dengan varian sebelumnya, termasuk beberapa mutasi pada protein lonjakan yang terkenal, yang memungkinkan virus untuk mengikat reseptor ACE2 dan menginfeksi sel manusia.

Secara teori, mutasi semacam itu memungkinkan virus menyebar lebih mudah. Sebagai contoh, salah satu mutasi di apa yang disebut domain pengikat reseptor, situs tempat virus pertama kali berkumpul dengan sel manusia. Ini mungkin membuat virus menempel, atau memungkinkannya untuk mengikat lebih erat ke sel manusia.

"Saya suka memikirkannya bahwa virus ini sedikit lebih lengket daripada virus Covid-19 yang kami lihat hingga saat ini," jelas Mark Ghaly, sekretaris Badan Layanan Kesehatan dan Kemanusiaan California dalam sebuah konferensi tentang Covid-19 pada Senin (21/12).

Namun, mutasi tidak mungkin akan membuat vaksin Covid-19 menjadi kurang efektif. Hal ini dipastikan karena dua vaksin yang sudah disetujui saat ini mampu mendorong sistem kekebalan untuk membuat antibodi ke sejumlah situs di virus corona jenis baru. Karena itu, meski mutasi berkembang di satu tempat, masih ada antibodi yang menargetkan bagian lain.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement