Selasa 05 Jan 2021 11:23 WIB

Waspada 10 Mitos Turunkan Berat Badan

Ada mitos yang sering disalahpahami masyarakat terkait penurunan berat badan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Foto: Menjaga berat badan (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Foto: Menjaga berat badan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama musim liburan, sebagian besar orang mengonsumsi lebih banyak kalori alih-alih membakarnya. Karena itu, di awal tahun 2021, mungkin banyak orang yang memiliki ‘pekerjaan rumah’ untuk menurunkan berat badan.

Berbicara soal penurunan berat badan, berikut ada beberapa mitos yang sering disalahpahami masyarakat. Berikut uraiannya seperti dilansir dari laman Medical News Today pada Selasa (5/1).

Baca Juga

1. Melewatkan sarapan membantu menurunkan berat badan

Selama ini banyak yang percaya bahwa tidak sarapan dapat membantu menurunkan berat badan. Sayangnya, para peneliti mengatakan bahwa itu hanya mitos. Sebuah studi, yang diterbitkan pada tahun 2010, menganalisa informasi asupan makanan dari 2.184 orang berusia 9 hingga 15 tahun. Dua puluh tahun kemudian, para peneliti meminta informasi yang sama lagi.

Mereka membandingkan data dari orang-orang yang melewatkan sarapan selama masa kanak-kanak dan dewasa, dengan data peserta yang selalu sarapan. Menariknya, peserta yang tidak sarapan selama masa kanak-kanak dan dewasa cenderung memiliki lingkar pinggang lebih besar dan kadar kolesterol total lebih tinggi.

2. Makan cabai bantu menurunkan berat badan

Beberapa orang percaya bahwa makanan seperti nanas, jahe, bawang merah, alpukat, asparagus, seledri, cabai, brokoli, teh hijau, dan bawang putih mempercepat metabolisme tubuh, sehingga membantu tubuh membakar lemak. Sayangnya ini hanya mitos.

3. Suplemen penurun berat badan dapat membantu

Produk suplemen tertentu mengklaim bahwa mereka juga membantu tubuh membakar lemak. Pada kenyataannya, ini umumnya tidak efektif dan berbahaya. Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat melaporkan bahwa mereka telah menemukan ratusan produk suplemen berbahan tidak aman atau senyawa yang belum cukup dipelajari pada manusia.

4. Makanan rendah lemak membantu menurunkan berat badan

Tentu saja, makanan rendah lemak lemak cenderung mengandung lebih sedikit lemak. Namun, beberapa produk terkadang memiliki tambahan gula atau garam. Perlu dicatat bahwa rendah lemak tidak selalu berarti kandungan lemaknya sedikit. Bisa saja, itu berarti kandungan lemak suatu produk lebih rendah daripada versi lemak penuhnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement