Selasa 05 Jan 2021 14:54 WIB

Bamsoet Melayat Putra Raja Klungkung Bali

Sosok Tjokorda Gede Agung merupakan tokoh yang disegani masyarakat Klungkung

Ketua MPR Bambang Soesatyo (ilustrasi). Ketua MPR melayat  tokoh Puri Agung Klungkung yang juga merupakan Bupati Klungkung periode 1983-1993, Tjokorda Gede Agung, yang wafat pada 30 Mei 2020.
Foto: MPR
Ketua MPR Bambang Soesatyo (ilustrasi). Ketua MPR melayat tokoh Puri Agung Klungkung yang juga merupakan Bupati Klungkung periode 1983-1993, Tjokorda Gede Agung, yang wafat pada 30 Mei 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) melayat tokoh Puri Agung Klungkung yang juga merupakan Bupati Klungkung periode 1983-1993, Tjokorda Gede Agung, yang wafat pada 30 Mei 2020. Jenazah putra Raja Klungkung terakhir, Ide Dewagung Oka Geg, ini rencananya akan di palebon pada 6 Januari 2021.

"Monumen Puputan Klungkung sebagai tempat mengenang perjuangan rakyat Klungkung dalam Perang Puputan, yang kini menjadi ikon di Klungkung, merupakan salah satu peninggalan almarhum saat masih menjabat Bupati Klungkung. Monumen tersebut merupakan simbol kegigihan sekaligus pengingat kepada generasi muda bangsa, bahwa masyarakat Klungkung sangat gigih mempertahankan harkat, derajat, dan martabatnya dari penjajahan kolonial Belanda," ujar Bamsoet di Bali, Selasa (5/1), seperti dalam siaran persnya.

Baca Juga

Ketua DPR RI ke-20 ini juga mengapresiasi pihak keluarga besar Puri Agung Klungkung yang sempat menunda prosesi Plebon jenazah Tjokorda Gede Agung, mengingat di tahun 2020 lalu kondisi penyebaran Covid-19 sangat mengkhawatirkan. Rencana plebon yang akan dilakukan pada 6 Januari 2021 ini, jikapun terjadi harus dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang sangat ketat.

"Plebon tak hanya menjadi ritual keagamaan saja. Melainkan juga penarik perhatian turis. Terlebih sosok Tjokorda Gede Agung merupakan tokoh yang disegani masyarakat Klungkung, serta warga Bali pada umumnya. Pasti banyak warga yang ingin memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum. Untuk itu, diperlukan kesadaran bersama untuk menerapkan protokol kesehatan dalam prosesi Plebon ini," jelas Bamsoet.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement