Mereka mengatakan, ada dua obat, yaitu pralatrexate dan azithromycin berhasil menghambat replikasi virus dan percobaan laboratorium lebih lanjut. Hal ini menunjukkan kalau pralatrexate lebih kuat menghambat replikasi virus daripada remdesivir obat yang saat ini digunakan untuk mengobati beberapa pasien Covid-19.
Hanya saja, Zheng mengungkapkan, obat kemoterapi dapat menimbulkan efek samping yang signifikan. Dengan begitu, penggunaan segera untuk pasien Covid-19 belum bisa dijamin.
"Kami telah mendemonstrasikan nilai pendekatan hibrida baru kami yang menggabungkan teknologi pembelajaran mendalam dengan simulasi dinamika molekuler yang lebih tradisional," kata dia.
Maka dari itu, saat ini para peneliti mengembangkan metode komputasi tambahan untuk menghasilkan struktur molekul baru yang dapat dikembangkan menjadi obat baru untuk mengobati Covid-19.