REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemendikbud, Nizam mengapresiasi para ahli dari UGM yang telah menciptakan adanya GeNose C19 dalam menangani kasus pandemi di Indonesia yang telah teruji secara klinis dan siap diproduksi. Ia juga mendorong perguruan tinggi untuk fokus riset pada bidang terkait pandemi baik itu kesehatan, ekonomi, ataupun sosial.
"Selama masa pandemi ini perguruan tinggi kita sangat sigap di dalam menanggapi tantangan. Banyak sekali karya yang dihasilkan perguruan tinggi dan tidak hanya sekadar karya yang berakhir pada aplikasi tapi karya yang menghilir pada produksi," kata Nizam, dalam keterangannya, Sabtu (16/1)
Di dalam penanganan kasus Covid-19 di Indonesia, diperlukan langkah cepat untuk penanggulangan virus dengan strategi dan kebijakan dalam upaya menekan penyebaran kasus, mengurangi dan meniadakan risiko secara optimal serta menyeluruh. Hal tersebut dilakukan dengan menekan kasus secara akurat dan tepat serta dengan harga yang terjangkau dengan program 4T (Testing, Tracing, Tracking dan Treatment) untuk mencegah meluasnya penularan Covid-19.
GeNose C19 yang merupakan alat pendeteksi Covid-19 yang pada 24 Desember 2020 lalu secara resmi telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan. GeNose C19 dapat mempercepat tracing dan tracking dengan mendeteksi keberadaan virus melalui hembusan nafas di orofaring atau tenggorokan.
Alat pendeteksi virus GeNose C19 ini dapat segera di rilis pada bulan Februari minimal sebanyak 3.000 unit dibandrol harga Rp 62 juta per unit. Alat ini diharapkan dapat membantu penanganan kasus Covid-19 yang ada di Indonesia sehingga dapat segera tersebar ke seluruh Puskemas di Indonesia.