SUARA MUHAMMADIYAH -- Oleh Nur Ngazizah, SSi, MPd
وَٱلْمُؤْمِنُونَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍ ۚ يَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَيُطِيعُونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ ٱللَّهُ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Arti: Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (At Tubah :71). Menurut beberapa Kitab Tafsir, ayat di atas menunjukkan bahwa : Orang-orang mukmin, laki-laki maupun perempuan, yang beriman kepada Allah dan RasulNya, sebagian mereka merupakan penolong bagi sebagian yang lain.
Mereka memerintahkan manusia untuk beriman dan mengerjakan amal shalih serta melarang mereka dari perbuatan kafir dan maksiat-maksiat, menjalankan shalat, memberikan zakat, taat kepada Allah dan RasulNya dan mereka menghindar dari perkataan yang mereka dilarang melakukanya. Mereka itu akan di rahmati oleh Allah, lalu dia akan menyelamatkan mereka dari siksaNya dan memasukan mereka ke dalam surgaNya, lsesungguhnya Allah Maha perkasa dalam kerajaannNya agi Maha Bijaksana dalam penetapan ajaran-ajaran syariat dan hukum-hukumNya.Kemuadian dalam At Taubah ayat 72
وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتِ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَا وَمَسَٰكِنَ طَيِّبَةً فِى جَنَّٰتِ عَدْنٍ ۚ وَرِضْوَٰنٌ مِّنَ ٱللَّهِ أَكْبَرُ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ
Arti: Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga ‘Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar.
Berdasarkan Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia At Taubah 72. Allah berjanji kepada orang-orang yang beriman kepada-Nya, baik laki-laki maupun wanita, bahwa Dia kelak pada hari Kiamat akan memasukkan mereka ke dalam taman-taman surga yang di bawah bangunan-bangunan istananya mengalir sungai-sungai. Mereka akan menetap di sana untuk selama-lamanya. Di sana mereka tidak akan pernah mati dan kenikmatan yang mereka terima tidak akan pernah habis. Allah berjanji untuk memasukkan mereka ke dalam rumah-rumah yang bagus di dalam surga-surga yang kekal. Namun rida yang Allah anugerahkan kepada
Dalam ayat-ayat Al Quran At Taubah 71-72, bahwa laki-laki yang beriman sama haknya dengan perempuan yang beriman, bahkan sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Islam pun mengetahui dan menjaga kondisi fisik perempuan. Jangan sampai ia memikul kewajiban yang tak dapat dipikulnya.
Masyarakat manusia adalah gabungan antara keaktifan laki-laki dan kepasifan perempuan. Merekalah yang mendirikan rumah tangga. Menurut Prof.Dr. Hamka bahwasanya rumah tangga yang aman dan damai adalah gabungan antara tegapnya laki-laki dengan halusnya perempuan. Laki-laki mencari dan perempuan mengatur. Tidak bisa satu rumah tangga berdiri jika hanya kemauan laki-laki sajja yang berlaku dan tidak bisa rumah tangga berdiri jika hanya kehalusan lemah lembut perempuan saja yang terdapat.
Gabungan laki-laki dan perempuan lah yang menimbulkan keturunan, dari kasih ibu dan sayang bapak lalu dibentuklah jiwa anak-anak yang akan tiba gilirannya mereka mendirikan rumah tangga dan melanjutkan keturunan. Hak dan kewajiban yang sama antara laki-laki dan perempuan bukanlah berarti bahwa pekerjaan yang hanya bahu laki-laki yang kuat memikulnya tapi perempuan disuruh pula memikulnya. Islam menjelaskan bahwa meskipun sama sama berhak dan sama sama berkewajiban, pekerjaan harus dibagi.
Prof.Dr. Hamka memisalkan bahwa rumah tangga itu seperti “kapal berlayar di lautan,ombak bersabung di buritan,tali temali berentangan,layar terkipas kiri dan kanan, yang seorang tegak di kemudi, seorang tegak di haluan. Jika keduanya sama pandai, selamat sampai ke tujuan, jika keduanya tidak bijak atau salah seorang tak bestari, karam di tepi kapal itu, tidaklah sampai tujuan. Dalam berumah tangga, semuanya pasti ingin sukses, dunia dan akhirat.
Semua orang tentu menginginkan meraih sukses dalam hidupnya, tidak terkecuali perempuan. Sungguh merupakan hal yang sangat diidam-idamkan menjadi perempuan yang sukses dalam karir dan rumah tangga. Tidak ada seorang pun yang menolak jika disuguhkan pilihan ‘manis’ tersebut. Terlebih lagi, di zaman globalisasi sekarang ini, kemandirian finansial nampaknya menjadi salah satu obsesi banyak perempuan di kota besar. Sukses berkarir sekaligus sukses mengurus rumah tangga menjadi idealisme para perempuan, kendatipun untuk menjalankan fungsi ganda ini , bukan merupakan hal yang mudah untuk dilaksanakan.
Perempuan mempunyai dua peran yang harus dijalani secara bersamaan yakni: sebagai ibu rumah tangga (peran domestik) , sekaligus juga sebagai perempuan karir (peran publik). Peran domestik sebagai seorang perempuan yang berkeluarga teraplikasi di internal keluarga sebagai sosok istri atau pendamping suami dan seorang ibu yang melakukan peran untuk tugas-tugas tak tergantikan sebagai seorang perempuan yakni terkait fungsi reproduksi; dari mulai mengandung, melahirkan, hingga menyusui. Selain itu, tugas utama seorang perempuan dalam tugas domestik ini, yakni bekerja sama dengan suami mendidik anak dan berbakti kepada suaminya.
Amanah untuk mendidik generasi rabbani yang sholeh dan sholehah bagi perempuan adalah merupakan tugas utama yang tidak diperselisihkan lagi. Perempuan memang disiapkan oleh Sang Pencipta untuk tugas itu, baik secara fisik maupun mental, dan tugas yang agung ini hendaknya tidak dilupakan atau diabaikan oleh faktor material dan kultural apapun. Sebab, tidak ada seorang pun yang dapat menggantikan peran kaum perempuan dalam tugas besarnya ini, yang padanyalah bergantungnya masa depan umat, dan dengannya pula terwujud kekayaan sumber daya manusia.
Sedangkan dalam peran publik, sosok perempuan karir atau perempuan pekerja adalah keaktifannya dalam bidang-bidang sosial dalam rangka tugas ‘amar ma’ruf nahi munkar di berbagai bidang kehidupan. Sebuah batasan penting yang hendaknya dipertimbangkan, bahwa peran publik bagi seorang perempuan yang beraktifitas di dunia profesional adalah dalam rangka untuk membantu suami dalam mencari nafkah keluarga, juga ambil bagian dari agenda-agenda perubahan umat.
Dan konsep peran publik seorang perempuan ini tidaklah sama dengan konsep women liberation atau gerakan-gerakan feminis yang bermunculan di Barat yang menuntut persamaan dalam segala hal dengan kaum lelaki, yang mengarah terjadinya keruntuhan institusi keluarga akibat terbengkalainya semua urusan-urusan rumah tangga karena kelalaian seorang istri yang tidak mampu berperan sebagaimana mestinya.
Menurut Dr. Yusuf Qardhawi dalam bukunya Fatwa-fatwa Kontemporer, disebutkan bahwa ada beberapa syarat yang mendasari seorang perempuan diperbolehkan bekerja: Pertama, hendaklah pekerjaan yang dilakukan sesuai tuntunan syariah. Kedua, memenuhi adab perempuan muslimah ketika keluar rumah, dalam berpakaian, berjalan, berbicara, dan melakukan gerak-gerik. Ketiga, janganlah pekerjaan atau tugasnya itu mengabaikan kewajiban-kewajiban lain yang tidak boleh diabaikan, seperti kewajiban terhadap suaminya atau anak-anaknya yang merupakan kewajiban pertama dan tugas utamanya.
Memang sulit meraih keduanya, tapi bukan tidak mungkin sebagian perempuan dapat meraihnya. Kita melihat zaman sekarang banyak sekali perempuan yang mengejar karirnya. Mereka memprioritaskan karir yang menjadi impian mereka, tetapi di sisi yang lain, mereka melupakan tugas utamanya untuk keluarga, suami, anak dan pekerjaan rumah tangga. Kemudian, ironisnya mereka menganggap telah sukses. Apakah benar mereka telah sukses? Sebenarnya apa yang disebut dengan kesuksesan?
Kesuksesan adalah merupakan sesuatu hal yang sangat diinginkan oleh semua orang, termasuk perempuan, tidak hanya sukses dalam pekerjaannya tetapi juga sukses dalam berumah tangga; sukses dunia juga sukses akhiratnya. Dan biasanya kesuksesan beriringan dengan kebahagiaan, akan tetapi tidak setiap orang yang meraih kesuksesan pasti merasa bahagia. Oleh karena itu, tolok ukur kesuksesan bagi perempuan masa kini adalah apabila keberhasilan membangun karir dibarengi dengan kesuksesan mengelola rumah tangganya.
Untuk meraih sukses sebagai perempuan karir dan rumahtangga, setidaknya ada beberapa hal yang hendaknya diperhatikan dan dilakukan dengan sebaik-baiknya antara lain:
Pentingnya menyadari bahwa seberapa pun hebatnya seorang perempuan dalam karier, tetaplah sebagai seorang perempuan dengan berbagai keterbatasan yang dimiliki. Sehingga sebaiknya jangan mengandalkan kesuksesan tersebut ibarat ‘super women’ yang selalu bisa mengerjakan tugas-tugasnya sendirian tanpa adanya bantuan dari orang lain.
Untuk menjaga keseimbangan perannya, seorang perempuan hendaknya mampu mengelola waktu dan mengatur kegiatannya dengan baik. Kedua peran ini tentu bukan untuk dipilih salah satunya saja, namun kedua peran ini harus dijalani dengan baik sehingga keberadaannya mampu memberikan kontribusi positip , bagi keluaga maupun pekerjaannya. Selain itu diperlukan juga kerja sama yang baik suami-istri. Ketika seorang perempuan melakukan aktifitas publiknya, maka sebaiknya memperoleh ijin dari Suami dan memastikan bahwa semua urusan rumah tangga telah tuntas.
Pengaturan jadwal serta prioritas kegiatan sangat penting, misalnya date line untuk setiap pekerjaan berdasarkan urgensi dan prioritas, kapan waktunya pekerjaan harus selesai , kapan waktunya beristirahat dan bersantai , maka sebaiknya beristirahat dan biarkan pekerjaan tersebut dilanjutkan esok hari. Dengan demikian hidup anda akan lebih teratur dan kinerja menjadi lebih produktif. Demikian pula diperlukan pengaturan , bahkan ketegasan dalam menerima atau menolak peran sosial, mengingat bahwa beban tugas rumah tangga serta beban kerja sudah cukup tinggi.
Ada ungkapan Arab yang terkenal di kalangan pesantren , “Man Jadda Wajada” yang artinya siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil. Demikian pula dalam melaksanakan pekerjaan agar diupayakan focus, serta sungguh-sungguh sehingga hasilnya akan lebih baik.
Sebaiknya berupaya semaksimal mungkin agar tidak mencampurkan segala urusan yang bukan pada tempatnya, jangan melibatkan segala urusan pekerjaan dengan urusan rumahtangga, demikian pula sebaliknya.