Oleh : Ratna Puspita*
REPUBLIKA.CO.ID, "Angka Covid-19 masih tinggi aja, salah masyarakat sih males pake masker."
"Warganya juga sih bandel, disuruh pake masker enggak mau."
"Warga diminta berperan aktif dalam pencegahan penularan Covid-19 dengan menerapkan 3M, yakni mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga jarak."
Selama berbulan-bulan, narasi di atas terdengar dalam percakapan-percakapan di media massa dan media sosial. Narasi tersebut menempatkan masyarakat menjadi aktor utama yang 'paling salah' dalam meningkatnya angka Covid-19.
Narasi yang melupakan bahwa masyarakat seharusnya bisa diatur oleh alat-alat yang dimiliki oleh negara. Narasi itu juga seolah melupakan bahwa masyarakat dan negara punya kewajiban yang sama dalam mencegah angka Covid-19 meningkat.
Jika masyarakat wajib 3M maka pemerintah wajib 3T, yakni testing, tracing, dan treatment. Bahasa mudahnya, melakukan tes Covid-19, menelusuri kontak, dan merawat pasien Covid-19.
Bahkan, WHO punya standar untuk memastikan pemerintah memenuhi kewajiban testing, yakni 1/1000 dari jumlah penduduk per minggu. Jika melihat data, jumlah testing di Indonesia pun terus meningkat.
Menteri Koordinator...