REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Pandemi menyebabkan pukulan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada ekonomi global tahun 2020. Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menyebutkan pandemi telah menghancurkan setara dengan 225 juta pekerjaan penuh waktu.
Krisis ini menyebabkan penurunan 8,8 persen pada jam kerja, empat kali lebih banyak daripada setelah krisis keuangan 2008. PBB memperingatkan bahwa pemulihan masih belum pasti, meskipun ada harapan bahwa vaksin akan memacu pemulihan ekonomi.
Jam kerja pada tahun 2021 kemungkinan akan tetap lebih dari 3 persen lebih rendah daripada pada tahun 2019. Jumlah ini kira-kira setara dengan 90 juta pekerjaan penuh waktu, menurut laporan Organisasi Perburuhan Internasional PBB (ILO).
Namun ILO memperingatkan bahwa penurunan bisa lebih buruk, jika distribusi vaksin lambat dan pemerintah global tidak memberikan stimulus ekonomi yang diharapkan.
"Tanda-tanda pemulihan yang kami lihat menggembirakan, tetapi rapuh dan sangat tidak pasti, dan kita harus ingat bahwa tidak ada negara atau kelompok yang dapat pulih sendiri," kata direktur jenderal ILO, Guy Ryder dilansir dari BBC, Selasa (26/1).