Oleh : Nashih Nashrullah*
REPUBLIKA.CO.ID, Ada kebanggaan sendiri ketika wakaf, sebagai salah satu pilar filantropi Islam mendapat perhatian serius dari pemerintah, dengan kapasitasnya sebagai pemegang kebijakan. Keterlibatan pemerintah dalam konteks wakaf, sebenarnya tak bisa dipandang dengan kacamata curiga-..an sih hendak dan pasti mengeskploitasi dana umat. Sejumlah kebijakan memberikan setidaknya peluang investasi dan sekuritas perlindungan dana, dua hal yang menjadi unsur penting dalam pengelolaan wakaf produktif.
Tetapi memang pemandangan seperti di atas tampaknya hanya berlaku pada level idealisme. Peluncuran Gerakan Wakaf Uang oleh pemerintahan Jokowi Ma’ruf pada Senin Senin (25/01) lalu, nyatanya justru mendapat respons negatif di media sosial. Padahal, gerakan yang sama pernah diluncurkan di era presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2010. Bedanya, pada saat itu, semua hening, biasa-biasa saja.
Perbincangan saya dengan penemu Done Emprit, Ismail Fahmi, yang juga Wakil Ketua Komisi Infokom MUI itu, terungkap sentimen negatif di media sosial terhadap Gerakan Nasional Wakaf Uang versi Jokowi sangat kuat di media sosial, terutama twitter. Dalam dua hari pascapeluncuran, ada total 12.607 cuitan. Dari total tersebut sebanyak 6.300 cuitan negatif, yang bernada positif 5.711, sementara bermuatan netral hanya 567 cuitan. Sebagian besar sentiment negatif Gerakan Wakaf Nasional Uang Jokowi berasal dari akun-akun yang selama ini mengamplifikasikan suara oposan. Sebut saja @ustadtengkuzul, @geloraco, @Kanseulir, dan @OposisiCerdas, @abu_waras, dan @AzzamIzzulhaq. Dua akun pertama banyak mendapatkan reply dan retweet hingga ribuan.
Ismail menganalisis, sentimen tersebut tak terlepas dari polarisasi politik yang menguat sejak....
Baca juga : KPK Ungkap Ada Pemprov Beli Aset Milik Sendiri Rp 684 Miliar