Jumat 08 Aug 2025 18:34 WIB

Mahasiswa UIN Walisongo Wakafkan 6 Ribu Mushaf Alquran

Ini menjadi bagian dari program KKN UIN Walisongo.

UIN Walisongo
Foto: walisongo.ac.id
UIN Walisongo

REPUBLIKA.CO.ID, KENDAL -- Para mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang mewakafkan sebanyak enam ribu mushaf Alquran di Desa Karangayu, Kecamatan Cepiring, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Kegiatan ini dilakukan sebagai bagian dari program kuliah kerja nyata (KKN) yang berlangsung pada 17 Juli hingga 28 Agustus 2025.

Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat UIN Walisongo Moh Masrur mengatakan, KKN ini menerjunkan tak kurang dari 1.125 mahasiswa. Mereka ditempatkan di lima kecamatan di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Lebih lanjut, pihaknya mengapresiasi penerimaan dari masyarakat setempat maupun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kendal.

Baca Juga

"Selama KKN, guru para mahasiswa adalah masyarakat dan tokoh setempat. Inilah hakikat pengabdian,” ujar Masrur dalam acara Tabligh Akbar Moderasi Beragama dan Wakaf Alquran di Desa Karangayu, Cepiring, Kendal, Jateng, Jumat (8/8/2025).

Wakil Bupati Kendal Benny Karnadi yang turut hadir dalam acara tersebut menyampaikan apresiasi. Sebagai alumni Fakultas Ushuluddin UIN Walisongo, ia mengaku bangga akan pengabdian yang dilakukan sivitas akademika kampus Islam ini.

Untuk selanjutnya, Pemkab Kendal berencana menjalin kerja sama untuk mengadakan KKN tematik.

“Kami tahu Kendal menghadapi persoalan kemiskinan dan stunting. Sebagai ketua penanganan stunting, saya berharap kolaborasi ini bisa ikut mengatasinya. Mahasiswa memiliki potensi besar menjadi agen perubahan di desa,” ujar Benny Karnadi.

Tabligh akbar ini terselenggara atas kolaborasi mahasiswa KKN Posko 41 dengan berbagai pihak seperti Pemerintah Desa Karangayu, Yayasan Al-Fatihah (alfatihah.com), dan Ekspedisi Quran.

Koordinator Desa KKN Moderasi Beragama Posko 41, Faldin Fahza Alfaizi, menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung. Ia berharap wakaf mushaf ini bisa memperkuat tradisi membaca dan mengkaji Alquran di tengah masyarakat.

“Acara ini bukan hanya perwujudan pengabdian, tetapi juga bentuk kontribusi nyata mahasiswa dalam memperluas akses terhadap Alquran,” ujar Faldin.

Sebagai pengisi mau’idhoh hasanah, Dr. H. Mukhamad Saekan Muchith dari UIN Walisongo menyampaikan, moderasi beragama sejatinya adalah ajaran Islam yang rahmatan lil alamin.

“Menjadi orang baik adalah inti dari moderasi. Dan orang baik adalah orang yang dirindukan,” tuturnya.

Dengan semangat pengabdian, para mahasiswa KKN UIN Walisongo tak hanya membawa mushaf, tetapi juga membawa semangat perubahan untuk masyarakat desa. Kegiatan ini menjadi bukti bahwa pendidikan tinggi tak hanya soal teori di ruang kelas, tetapi juga aksi nyata di tengah masyarakat.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement