Jumat 19 Feb 2021 02:44 WIB

Potensi Pasar Digital Jadi Alasan Transformasi Telkom

Ekonomi digital Indonesia mencapai 44 miliar dolar AS pada 2020.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
PT Telkom Indonesia (Persero) atau Telkom tengah melakukan transformasi sebagai perusahaan digital telekomunikasi digital dari sebelumnya yang hanya perusahaan telekomunikasi.
Foto: Telkom
PT Telkom Indonesia (Persero) atau Telkom tengah melakukan transformasi sebagai perusahaan digital telekomunikasi digital dari sebelumnya yang hanya perusahaan telekomunikasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Telkom Indonesia (Persero) atau Telkom tengah melakukan transformasi sebagai perusahaan digital telekomunikasi digital dari sebelumnya yang hanya perusahaan telekomunikasi. Direktur Digital Business Telkom Muhammad Fajrin Rasyid mengatakan transformasi Telkom tak lepas dari pesatnya perkembangan dunia digital saat ini. Fajrin menilai transformasi menjadi upaya Telkom dalam meraih lebih banyak potensi yang ada pada pasar digital saat ini.  

"Mengapa kami dan juga banyak perusahaan lain menuju atau bertransformasi ke arah digital, salah satu yang mendorong adalah kita melihat potensi pasar yang besar," ujar Fajrin saat webinar Indonesia Young Business Leaders Award 2021 di Jakarta, Kamis (18/2).

Fajrin memprediksi ekonomi digital Indonesia mencapai 44 miliar dolar AS pada 2020. Fajrin menyebut pertumbuhan ekonomi digital terus melonjak dalam lima tahun ke depan hingga 124 milliar dolar AS.

"Jadi dalam lima tahun saja ada pertumbuhan tiga kali lipat," ucap Fajrin.

Fajrin ingin Telkom sebagai perusahaan milik negara menjadi yang terdepan dalam mengambil manfaat dari pertumbuhan dari pasar digital. Fajrin menilai Indonesia tidak hanya berperan sebagai pasar, melainkan menjadi elemen yang aktif terlibat di dalamnya.

 Fajrin mengatakan akselerasi pertumbuhan ekonomi digital juga terjadi akibat adanya pandemi covid-19. Berdasarkan data Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, ucap Fajrin, pertumbuhan transaksi e-commerce meningkat 400 persen  selama pandemi. Fajrin menilai pandemi membuat banyak perusahaan mempercepat peralihan layanan bisnis ke digital.

"Yang menarik ada 37 persen itu orang yang sebelumnya belum pernah belanja daring menjadi konsumen baru yang karena pandemi ini terpaksa ke daring," ungkap Fajrin.

Fajrin mengatakan transformasi digital tak hanya sekadar pemanfaatan teknologi, melainkan juga peningkatan kesadaran sumber daya manusia dan konsumen. Perusahaan, lanjut Fajrin, juga harus menerapkan standar operasional produser (SOP) berbasis digital dalam upaya percepatan digitalisasi. 

"Percuma kalau kita mencoba menerapkan digital signature tapi misalkan SOP di perusahaan kita masih menerapkan tanda tangan manual," kata Fajrin.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement