REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program vaksinasi Covid-19 telah berlangsung sejak Januari 2021 lalu. Para dokter dan tenaga kesehatan serta pihak-pihak prioritas telah mendapatkan suntikan vaksin sebagai upaya untuk mengalahkan virus Sars-Cov-2.
Meskipun kini tahap dua telah mulai dilaksanakan sehingga banyak orang yang telah disuntik vaksin, ternyata masih ada orang-orang yang merasa takut dengan jarum suntik. Menurut dokter spesialis penyakit dalam, Sally Aman Nasution, sebenarnya dalam menyuntik orang yang takut jarum suntik, bisa dengan mengalihkan perhatian orang tersebut.
“Yang disuntik itu tidak perlu melihat jarumnya. Bisa diminta melihat ke arah berlawanan,” kata Sally kepada Republika.co.id, Sabtu (27/2).
Sally mengatakan, vaksinator sangat bisa mengajak berkomunikasi dengan orang yang disuntik. Sebab, orang yang disuntik merupakan orang dewasa yang bisa diajak berkomunikasi. Artinya, tentang bagaimana cara menyuntik vaksin orang yang yang takut jarum suntik sangat bergantung dengan bagaimana inovasi dan kecerdikan vaksinator mengalihkan perhatian.
Sementara, menurut psikolog Universitas Indonesia, Edward Andrianto Sutardhio, ada beberapa hal yang bisa dilakukan bagi kita untuk mengatasi takut jarum suntik.
Pertama, kita harus tahu detil bagaimana prosedur yang akan dilakukan. “Sebagai vaksinator penting untuk bisa menjelaskan prosedur pemeriksaan vaksinasim atau memasukkan obat menggunakan suntikan atau infus yang akan dilakukan. Kita bisa diberitahu keuntungan jika melalui pemeriksaan atau pengobatan yang akan diterimanya,” ungkap Edward.
Lalu, bisa juga minta seseorang yang dikasihi, seperti anggota keluarga, pasangan, atau teman, saat akan dilakukan penyuntikan. Hal itu, kata Edward, bisa membuat kita merasa lebih aman dan rileks.
Selanjutnya, bisa mencari distraksi atau pengalihan dari kejadian penyuntikan. Edward menyarankan untuk dapat memperhatikan hal lain seperti gawai atau berbicara dengan vaksinator dan teman yang menemani.
“Lalu kita bisa relaksasi dengan melakukan berbagai teknik relaksasi yang dapat membuatnya lebih rileks, seperti tarik nafas panjang,” jelas dia.
Edward juga menyarankan bagi yang takut jarum suntik untuk berkonsultasi ke psikolog agar dapat mengontrol kecemasannya. Konsultasi ke psikolog sangat dibutuhkan, terutama jika sudah terjadi generalisasi dan mengganggu keseharian.
Dan terakhir, bisa berkonsultasi ke dokter. “Konsultasi untuk mendapatkan obat untuk mengurangi kecemasan sebelum mendapatkan suntikan,” kata Edward.