REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada banyak "aturan" atau trik penurunan berat badan dengan klaim fantastis yang sebenarnya tidak efektif. Bahkan, sebagian di antaranya justru dapat mendorong terjadinya kenaikan berat badan.
Beberapa dokter yang ahli dalam penurunan berat badan mengungkapkan setidaknya ada lima aturan penurunan berat badan populer yang sebaiknya diabaikan. Berikut ini adalah kelima aturan tersebut, seperti dilansir LiveStrong, Rabu (24/3).
Hanya Memperhatikan Makan
Penurunan berat badan tak hanya sekedar mengatur pola makan. Direktur Obesity and Medical Weight Loss Center di Cleveland Clinic Marcio Griebeler MD mengatakan proses penurunan berat badan harus berfokus pada gaya hidup sehat secara utuh.
Selain memperhatikan zat gizi atau nutrisi yang dikonsumsi, penting pula untuk menyorti beberapa faktor penting lain. Misalnya, kontrol nafsu makan, psikologi di balik perilaku makan, kebiasaan olahraga, stres, dan kecukupan tidur. Faktor-faktor tersebut juga dapat berkontribusi pada kenaikan berat badan.
Sebagai contoh, stres kronis atau jangka panjang dapat memicu tubuh mrmproduksi banyak hormon kortisol. Menurut studi dalam jurnal Sleep Science, kondisi itu dapat meningkatkan rasa lapar dan memberi dampak negatif bagi metabolisme.
Kurangi Tidur untuk Olahraga
Olahraga secara rutin memang baik untuk penurunan berat badan dan kesehatan secara umum. Akan tetapi, mengorbankan waktu tidur agar bisa berolahraga bukan pilihan yang bijak.
Kekurangan tidur justru dapat membuat pembakaran kalori di dalam tubuh tak berjalan efektif. Bahkan, kekurangan tidur juga dapat memicu kecenderngan makan yang lebih banyak menurut Presiden Obesity Medicine Association Craig Primack MD.
Oleh karena itu, penting untuk mengatur waktu yang baik agar tetap bisa mendapatkan tidur dan olahraga yang cukup. Orang dewasa disarankan untuk melakukan olahraga berintensitas sedang setidaknya 150 menit per pekan.
Semua Kalori Setara
Mengatur pola makan saat menurunkan berat badan tak cukup hanya dengan memperhatikan kalori saja. Alasannya, tidak semua kalori dalam makanan itu setara.
Sebagai contoh, 100 kalori dari pisang tidak sama dengan 100 kalori dari kue brownies. Sekitar 100 kalori yang datang dari pisang juga disertai dengan beragam zat gizi dan serat yang baik bagi tubuh. Dengan begitu, tubuh bisa merasa kenyang lebih lama dan metabolisme yang sehat tetap terjaga. Hal yang sama tak ditemukan pada 100 kalori yang didapatkan dari kue brownies.
Makanan ringan, makanan penutup, daging olahan, dan minuman bergula juga berkaitan dengan penambahan berat badan, menurut sebuah analisis dalam Current Obesity Reports. Pastikan bahwa kalori yang dikonsumsi berasal dari makanan yang juga menyehatkan dan bergizi.