Rabu 31 Mar 2021 14:51 WIB

Tips Lindungi Data Pribadi Saat Pakai Jasa Keuangan Digital

Serangan siber diprediksi akan semakin meningkat pada tahun 2021.

Ilustrasi Serangan Siber
Foto: Mgrol101
Ilustrasi Serangan Siber

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asia Tenggara saat ini menjadi salah satu kawasan dengan pertumbuhan ekonomi digital terbesar dan tercepat di dunia. Namun, kemudahan digital juga mengundang kekhawatiran akan keamanan, terutama dalam hal privasi data. Pada pertengahan 2020, sebanyak 91 juta data pengguna terpantau diperjualbelikan melalui situs gelap atau Dark Web yang dibanderol seharga Rp73,5 juta.

Sebuah survei yang dilakukan perusahaan keamanan siber, Kaspersky, pada pertengahan 2020 mengungkapkan bahwa 40 persen konsumen dari Asia Pasifik menghadapi insiden kebocoran data pribadi yang diakses oleh orang lain tanpa persetujuan pemiliknya. Hal itu merupakan sinyal bahaya bagi masyarakat yang mulai terbiasa denganaktivitas bertransaksi online.

Baca Juga

Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengungkapkan bahwa sepanjang Januari hingga Agustus 2020, terdapat hampir 190 juta upaya serangan siber di Indonesia. Temuan itu meningkat lebih dari empat kali lipat dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Mike Sutton, Chief Digital Officer, Allianz Life Indonesia dalam siaran pers pada Rabu, membagikan sejumlah tips guna melindungi data pribadi dari pencurian saat menggunakan jasa keuangan digital sebagai berikut:

Jangan sembarangan menerima permintaan pertemanan di media sosial

Alangkah baiknya apabila Anda menggunakan fitur private pada akun media sosial Anda. Dengan begitu, Anda dapat mengecek terlebih dahulu setiap orang yang ingin terkoneksi dengan Anda. Mike Sutton, menjelaskan, terlalu banyak memberikan informasi pribadi di laman profil juga sangat tidak disarankan untuk mencegah penipu mengakses informasi personal.

Jangan sembarang klik tautan mencurigakan

Jika menerima pesan yang tampak mencurigakan, sebisa mungkin jangan klik tautan apapun atau membuka lampiran dalam pesan tersebut. Peretas mungkin mencuri data Anda melalui tautan tersebut.

Jangan gunakan password yang mudah ditebak

Biasanya platform online menganjurkan pengguna untuk menggunakan password atau kata sandi yang terdiri dari kombinasi huruf, angka, huruf kapital serta simbol untuk meminimalisir password dapat ditebak dengan mudah. Mike Sutton, menjelaskan, selain memilih kata sandi yang tidak terlalu mudah, jangan lupa untuk mengganti password secara berkala.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement