REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Perusahaan eksplorasi bulan iSpace yang berbasis di Jepang akan membawa penjelajah Uni Emirat Arab (UEA) ke bulan pada 2022. UEA kini gencar mendorong ekspansi cepat dalam bisnis eksplorasi ruang angkasa untuk mendiversifikasi ekonominya.
Dilansir dari Japan Today, Kamis (15/4), UEA menggunakan program luar angkasa untuk mengembangkan kemampuan ilmiah dan teknologinya serta mengurangi ketergantungannya pada minyak.
Negara itu telah memiliki wahana antar planet pertama memasuki orbit Mars pada Februari. Probe Hope, wahana itu sekarang sedang mengirimkan data tentang atmosfer dan iklim Mars.
Sementara itu, untuk penjelajah bulan, UEA akan mengirimkan penjelajah bulan Rashid. Wahana ini akan dirancang seluruhnya oleh Emirat. UEA awalnya akan mengirim wahana ini pada 2024.
Perusahaan Jepang iSpace, didirikan pada 2010, bertujuan untuk menyediakan transportasi komersial ke bulan. Peluncuran 2022 akan menjadi misi pertama iSpace ini dan akan menggunakan roket Falcon 9 dari SpaceX Elon Musk, yang akan diluncurkan dari Florida.
Pusat Luar Angkasa Mohammed Bin Rashid (MBRSC) Dubai akan membangun penjelajah bulan Rashid. "Rashid akan tetap di bulan setelah pengumpulan data selesai," kata manajer Emirates Lunar Mission Hamad al-Marzooqi.
Roket SpaceX akan mengirimkan pendarat iSpace ke orbit bulan. "Pendarat akan mendorong dirinya ke permukaan bulan dan penjelajah UEA kemudian akan muncul dari pendarat dan pergi untuk menjelajah," kata Pendiri dan CEO iSpace Takeshi Hakamada.
Pendarat juga akan membawa baterai solid-state yang dirancang oleh perusahaan Jepang NGK Spark Plug untuk diuji di lingkungan bulan. Misi bulan adalah bagian dari visi negara Teluk yang lebih luas untuk penyelesaian Mars pada 2017.
Berdasarkan perjanjian tersebut, iSpace mengatakan pihaknya juga akan memberikan Emirates Lunar Mission dengan komunikasi kabel dan daya selama fase pelayaran dan komunikasi nirkabel di bulan.
UEA meluncurkan Program Luar Angkasa Nasional pada 2017 untuk mengembangkan keahlian lokal. Penduduknya yang 9,4 juta, yang sebagian besar adalah pekerja asing, tidak memiliki basis ilmiah dan industri seperti negara-negara besar yang memiliki program luar angkasa.
Hazza al-Mansouri menjadi orang Emirat pertama di luar angkasa pada 2019 ketika ia terbang ke Stasiun Luar Angkasa Internasional. Pekan ini UEA memiliki wanita Arab pertama yang dilatih sebagai astronot.