Jumat 23 Apr 2021 02:23 WIB

Apakah Anda Membersihkan Telinga dengan Benar?

Tubuh memproduksi kotoran telinga dengan tujuan untuk melindungi tubuh dari infeksi.

Rep: Adysha Citra Ramadhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Membersihkan telinga (ilustrasi)
Foto: Boldsky
Membersihkan telinga (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian orang memiliki kebiasaan membersihkan telinga dengan cutton bud secara rutin. Namun, ada pula yang membiarkan kotoran telinga menumpuk begitu saja di telinga.

Kotoran telinga pada dasarnya diproduksi oleh sel-sel yang melapisi bagian telinga luar dan liang telinga. Kototan telinga terdiri dari sebum yang merupakan senyawa berminyak alami yang diproduksi di kelenjar sebaceous.

Baca Juga

"Yang menjadi tercampur dengan sel-sel kulit mati, keringat, dan kotoran," ujar Dr Deborah Lee dari Dr Fox Online Pharmacy, seperti dilansir Independent.

Tubuh memproduksi kotoran telinga dengan tujuan untuk mencoba melindungi tubuh dari infeksi. Kombinasi sebum di bagian telinga luar dengan rambut-rambut di bagian telinga luar dan liang telinga akan memerangkap kotoran dan partikel asing, serta mencegah bakteri dan virus yang berpotensi membahayakan untuk masuk lebih jauh lagi ke dalam telinga.

Merupakan hal yang normal bagi kotoran telinga untuk memiliki warna yang beragam. Beberapa di antaranya adalah kuning, oranye, cokelat, atau hitam.

Dr Lee menekankan bahwa tidak perlu khawatir bila melihat adanya perubahan warna pada kotoran telinga. Dr Lee mengatakan perubahan warna ini bukan hal yang penting untuk dikhawatirkan.

Kotoran telinga sebenarnya jarang menyebabkan masalah. Dr Lee mengatakan kotoran telinga juga secara alami akan keluar dari telinga, didorong oleh pergerakan rahang. Sebagai contoh, pergerakan rahang yang terjadi saat makan atau bicara. Tanpa disadari, kotoran yang sudah keluar akan tercuci saat seseorang mandi.

Akan tetapi. Dr Lee mengatakan sebagian orang lebih rentan untuk memiliki kotoran telinga berlebih. Kondisi ini lebih umum ditemukan pada orang-orang dengan liang telinga yang sangat sempit, sangat berambut, atau pada orang-orang yang terbiasa menggunakan headphone.

"Kotoran telinga berlebih seringkali mengganggu para lansia," jelas Dr Lee.

Ketika kotoran yang menumpuk terlalu banyak, kotoran bisa terdorong masuk lebih dalam di liang teling. Setelah itu, penyumbatan liang telinga bisa terjadi.

"Gumpalan kotoran telinga bisa berada tepat di atas gendang telinga Anda, atau bahkan menempel keras pada (gendang telinga)-nya," ungkap Dr Lee.

Bila hal tersebut terjadi, beberapa keluhan yang mengganggu bisa muncul. Sebagian di antaranya adalah sakit telinga dan terkadang tuli tiba-tiba.

Bila gumpalan kotoran telinga yang masuk ke dalam liang telinga memerangkap organisme di dalamnya, masalah infeksi telinga juga bisa terjadi. Infeksi telinga akan memunculkan perasaan yang sangat tidak nyaman.

Terkait menjaga kebersihan telinga, secara umum Dr Lee mengatakan tak perlu dilakukan upaya apa pun. Karena, lanjut Dr Lee, telinga memiliki mekanisme untuk membersihkan kotoran tersebut.

"Terima saja bahwa mekanisme alami akan mengurusnya untuk Anda," jelas Dr Lee.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement