REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada tahun 2017 lalu, perusahaan dirgantara SpaceX memamerkan visinya untuk masa depan. SpaceX akan mengembangkan sistem transportasi yang dapat membawa Anda ke mana saja di dunia dalam hitungan beberapa jam dengan meroket ke luar angkasa di atas kapal yang disebut "BFR".
Empat tahun kemudian, dan visi dari apa yang sekarang dikenal sebagai sistem Starship telah membuat kemajuan yang signifikan. SpaceX berfokus untuk membawa astronaut pertama ke permukaan Mars dalam dekade berikutnya menggunakan roket yang sama.
Dilansir di Futurism, Selasa (27/4), sekarang, China menginginkan konsep yang sama. Menurut video promosi yang dipamerkan oleh China Academy of Launch Vehicle Technology, pembuat roket milik negara tersebut memiliki visi yang sangat mirip. Roket itu pada dasarnya adalah klon atau tiruan Starship.
Konsep China memiliki kemiripan yang mencolok dengan Starship berbalut baja tahan karat reflektif dan pendampingnya Super Heavy booster, hingga ke sirip aerodinamis segitiga.
Video tersebut menunjukkan penumpang mengalami kondisi tanpa bobot saat mereka melakukan perjalanan dari satu benua ke benua lain.
Satu bidikan, yang menunjukkan pendaratan roket di landasan di depan cakrawala, juga sangat mirip dengan video asli SpaceX tahun 2017 yang memamerkan visi BFG-nya.
China berharap dapat merealisasikan sistem transportasi point-to-point ini pada tahun 2045. Pengiriman kargo suborbital dapat mulai berlaku pada tahun 2035.
Tidak jelas seberapa serius negara tersebut dengan sistem transportasi suborbitalnya. Untuk saat ini, China memfokuskan upayanya pada roket angkat berat yang disebut Long March 9.
Tapi satu hal yang jelas, negara ini jelas mengambil banyak inspirasi dari teknologi SpaceX.