Rabu 19 Feb 2025 16:12 WIB

China Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Lewat Yordania

Bantuan kemanusiaan yang diberikan oleh China akan diangkut dari Yordania.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Seorang anak Palestina mengangkut barang-barang mereka yang tersisa di sepanjang Jalan Salah al-Din di antara rumah-rumah yang hancur di lingkungan Al-Zaytoun di Kota Gaza, Jumat (14/2/2025). Warga Palestina telah kembali ke rumah mereka pasca adanya genjatan senjata. Namun mereka dihadapkan pada persoalan membangun kembali tempat tinggal mereka yang sebagian besar hancur akibat serangan darat dan udara Israel. Warga Gaza, kini hidup diantara reruntuhan bangunan, mencoba membangun kembali rumah-rumah mereka dengan kemampuan seadanya.
Foto: Majdi Fathi/NurPhoto
Seorang anak Palestina mengangkut barang-barang mereka yang tersisa di sepanjang Jalan Salah al-Din di antara rumah-rumah yang hancur di lingkungan Al-Zaytoun di Kota Gaza, Jumat (14/2/2025). Warga Palestina telah kembali ke rumah mereka pasca adanya genjatan senjata. Namun mereka dihadapkan pada persoalan membangun kembali tempat tinggal mereka yang sebagian besar hancur akibat serangan darat dan udara Israel. Warga Gaza, kini hidup diantara reruntuhan bangunan, mencoba membangun kembali rumah-rumah mereka dengan kemampuan seadanya.

REPUBLIKA.CO.ID,AMMAN -- Kedutaan Besar China di Yordania dan Organisasi Amal Jordan Hashemite mengadakan upacara keberangkatan pada Selasa (18/2/2024) untuk pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, Palestina.

Bantuan kemanusiaan yang diberikan oleh China akan diangkut dari Yordania ke Gaza melalui perbatasan darat. Bantuan darurat yang terdiri dari 60.000 paket makanan ini akan dikirimkan dalam enam kali pengiriman. 

Baca Juga

Pengiriman awal, yang mencakup sekitar 12.000 paket makanan, akan diserahkan kepada Program Pangan Dunia, Bulan Sabit Merah Palestina, dan organisasi terkait lainnya setelah pengiriman mencapai Gaza, dikutip dari halaman China.org.cn, Rabu (19/2/2025).

Dalam upacara tersebut, Duta Besar China untuk Yordania Chen Chuandong mengatakan bahwa China, sebagai teman rakyat Palestina, telah memberikan beberapa pengiriman bantuan ke Gaza, dan akan terus memberikan bantuan lebih lanjut kepada rakyat Palestina.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Organisasi Amal Hashemite Hussein Shibli menyampaikan rasa terima kasihnya yang mendalam kepada China atas dukungannya kepada penduduk Gaza, dan menyatakan harapannya untuk kerja sama lebih lanjut dengan China dalam beberapa hari mendatang untuk membantu mereka yang membutuhkan di Gaza atau daerah kantung tersebut.

Pada hari Selasa (18/2/2025), Menteri Luar Negeri (Menlu) Tiongkok Wang Yi memimpin debat terbuka Dewan Keamanan PBB tentang “Mempraktikkan Multilateralisme, Mereformasi, dan Meningkatkan Tata Kelola Global” di bawah agenda “Pemeliharaan Perdamaian dan Keamanan Internasional.”

Tahun 2025 menandai peringatan delapan puluh tahun berdirinya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan kemenangan dalam Perang Anti-Fasis Dunia. Pertemuan tingkat menteri, yang diadakan di bawah kepresidenan Dewan Tiongkok, memberikan kesempatan bagi negara-negara anggota untuk meninjau kembali sejarah PBB, menegaskan kembali komitmen mereka terhadap multilateralisme, dan bersama-sama membangun sistem tata kelola global yang adil dan merata.

Wang Yi mencatat bahwa selama 80 tahun terakhir, dunia telah menyaksikan percepatan multi-polarisasi dan globalisasi ekonomi. Orang-orang di seluruh dunia telah maju bersama untuk mengatasi tantangan. Ini telah menjadi masa kebangkitan dan pertumbuhan kekuatan Global South, serta periode ketika masyarakat telah keluar dari bayang-bayang Perang Dingin dan bergerak melampaui konfrontasi bipolar. Namun, perdamaian global yang sejati dan kemakmuran bersama masih belum sepenuhnya terwujud.

“Masyarakat internasional menarik pelajaran yang menyakitkan dari momok dua perang dunia, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa didirikan,” kata Wang Yi pada pertemuan Dewan Keamanan PBB, menekankan perlunya menghidupkan kembali multilateralisme yang sebenarnya, dan mempercepat upaya untuk membangun sistem pemerintahan global yang lebih adil dan merata’ dalam menghadapi krisis global.

Wang Yi menegaskan kembali dukungan Tiongkok untuk semua upaya yang kondusif bagi perundingan perdamaian di Ukraina. Mengenai Timur Tengah, ia menekankan pentingnya menegakkan solusi dua negara. 

“Gaza dan Tepi Barat adalah tanah air rakyat Palestina, bukan alat tawar-menawar dalam pertukaran politik. Rakyat Palestina yang memerintah Palestina adalah prinsip penting yang harus diikuti dalam tata kelola pemerintahan Gaza pasca-konflik,” katanya.

Wang Yi juga menekankan bahwa resolusi Dewan Keamanan PBB bersifat mengikat secara hukum dan harus dijunjung tinggi oleh semua negara.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement