Selasa 04 May 2021 04:38 WIB

Huawei Dikabarkan Bidik Produksi Mobil Listrik

Permintaan konsumen untuk mobil pintar listrik meningkat sejak akhir tahun lalu

Rep: idealisa masyrafina/ Red: Hiru Muhammad
Dalam ilustrasi foto ini, peralatan telekomunikasi multinasional China dan logo perusahaan elektronik konsumen Huawei terlihat di layar perangkat seluler Android dengan ikon mata uang dolar Amerika Serikat.
Foto: Budrul Chukrut/SOPA Images
Dalam ilustrasi foto ini, peralatan telekomunikasi multinasional China dan logo perusahaan elektronik konsumen Huawei terlihat di layar perangkat seluler Android dengan ikon mata uang dolar Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING--Huawei Technologies China sedang dalam pembicaraan ingtensif untuk mengambil kendali atas pembuatan kendaraan kecil berpenggerak listrik

Menurut sumber perusahaan, apabila terwujud, langkah ini akan menjadi pergeseran strategis bagi pembuat peralatan telekomunikasi terbesar di dunia tersebut. Namun, juru bicara perusahaan membantah langkah tersebut.

Huawei, yang telah terpukul akibat sanksi AS, sedang dalam pembicaraan dengan Chongqing Sokon untuk mengakuisisi saham pengendali di Chongqing Jinkang New Energy Automobile, kata sumber tersebut.

Langkah tersebut akan memungkinkan Huawei untuk membuat mobil cerdas dengan papan namanya sendiri. Jinkang menghitung merek AS EV Seres, yang sebelumnya dikenal sebagai SF Motors, sebagai aset utamanya.

Ini juga akan memberikan bukti pertama bahwa Huawei ingin lebih dari sekadar menawarkan sistem operasi otomatis dan memiliki kehadiran ujung-ke-ujung dalam bisnis EV. "Huawei tidak membuat mobil," kata juru bicara Huawei. 

Dorongan ke dalam mobil pintar, jika diselesaikan, akan menandakan perubahan besar dalam fokus bisnis bagi Huawei setelah dua tahun sanksi AS yang telah memotong aksesnya ke rantai pasokan utama. Ini memaksa Huawei untuk menjual sebagian dari bisnis ponsel cerdasnya.

Menggarisbawahi perubahan tersebut, salah seorang eksekutif Huawei, Eric Xu mengumumkan perjanjian dengan tiga pembuat mobil milik negara China, termasuk BAIC Group, untuk memasok "Huawei Inside", sistem operasi kendaraan pintar, di Shanghai Auto Show awal bulan ini.

Upaya Huawei terjun ke industri kendaraan listrik (EV) terjadi ketika perusahaan teknologi seperti Xiaomi Corp telah meningkatkan upaya di pasar terbesar dunia untuk kendaraan semacam itu, karena Beijing sangat mempromosikan kendaraan yang lebih ramah lingkungan untuk mengurangi emisi karbon.

"Karena permintaan konsumen individu untuk mobil listrik pintar telah meningkat terutama sejak pertengahan tahun lalu, jalurnya sekarang jelas dan solid di depan raksasa teknologi," kata Yale Zhang, direktur pelaksana Automotive Foresight.

"Terlepas dari kesuksesan dan pengalaman mereka selama bertahun-tahun di pasar ponsel pintar, masih butuh beberapa tahun bagi mereka untuk membangun merek mobil yang dapat diterima di sektor EV." tambahnya.

Sebagai bagian dari kesepakatan, Huawei juga berencana untuk membeli saham yang belum ditentukan di Chongqing Sokon Holdings, pemegang saham terbesar Sokon yang terdaftar di Shanghai.

Richard Yu, kepala grup bisnis konsumen Huawei yang memimpin perusahaan menjadi salah satu pembuat smartphone terbesar di dunia dan baru-baru ini mengalihkan fokusnya ke EV, memimpin pembicaraan dengan Sokon. Raksasa telekomunikasi itu tampaknya akan menyelesaikan kesepakatan itu secepatnya pada Juli. 

 

sumber : reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement