REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANSISCO-Industri transportasi masa depan menghadapi sejumlah tantangan. Selain soal transportasi yang ramah lingkungan, masyarakat juga memerlukan transportasi yang bebas macet.
Dikutip dari Mashable pada Kamis (27/5), hal ini pun mendorong Ames Research Center atau NASA Ames untuk menghadirkan mobil terbang. NASA Ames adalah pusat penelitian besar milik NASA yang berada di Lapangan Terbang Federal Moffet di Silicon Valley, California.
Agar hadir sebagai kendaraan yang ramah lingkungan, maka kendaraan itu pun dihadirkan dengan teknologi listrik dan disebut dengan eVTOLs (electric vertical take-off and landing vehicles). Pada tahap awal, kendaraan yang mampu beroperasi secara otonom ini didedikasikan untuk perjalanan jarak pendek.
Karena, saat ini kendaraan zero emission itu hanya dibekali oleh short range battery. Artinya, kendaraan ini hanya mampu terbang selama satu jam dengan satu atau dua orang penumpang saja.
Kemungkinan, pada tahap awal kendaraan ini akan digunakan oleh sejumlah penyedia jasa transportas sebagai air taxi.
Bagi NASA Ames, salah satu hal yang paling penting adalah soal keselamatan. Oleh karena itu, pengembangan ini melibatkan simulator air taxi dan air traffic control (ATC).
Lagkah ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi jika nantinya terdapat sejumlah air taxi yang beroperasi secara bersamaan dalam lokasi yang berdekatan. Lewat bantuan ATC, maka jalur penerbangan tiap-tiap air taxi bisa dipastikan aman.
Sebagai kendaraan otonom, artinya air taxi akan dibekali kemampuan untuk terbang mengarah pada tujuan dan melakukan pendaratan darurat dengan aman.
Dalam tahap pengembangan, seluruh hasil simulasi itu juga diuji dengan menggunakan drone. Dengan begitu, maka NASA Ames dapat memastikan bahwa sistem ini mampu berjalan dengan aman saat nantinya drone itu telah mengangkut penumpang.