Jumat 04 Jun 2021 17:15 WIB

Reaktor 'Matahari Buatan' China Capai Suhu 120 Juta Celsius

Reaktor China mencapai suhu 120 juta celsius selama 101 detik.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Inilah reaktor di China yang disebut
Foto: Institute of Plasma Physics Chinese Academy o
Inilah reaktor di China yang disebut

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mesin fusi 'matahari buatan' dari Akademi Ilmu Pengetahuan China mencapai suhu 120 juta derajat celcsus dan bertahan selama 101 detik. Sebelumnya, EAST atau Experimental Advanced Superconducting Tokamak atau HT-7U memegang rekor suhu pada 2017. Namun, suhunya hanya mencapai 50 juta derajat celsius. 

Pada 2018, reaktor menahan gas yang dipanaskan di luar batas 100 derajat. Ini dianggap penting untuk menghasilkan tenaga, tetapi hanya dapat mempertahankan plasma selama sekitar 10 detik.

Baca Juga

Setelah menahan plasma pada delapan kali suhu inti Matahari 15 juta derajat celsius untuk waktu lama, rekor baru telah mendorong dunia sedikit lebih dekat ke sumber listrik bersih yang sulit dipahami, tapi sangat dicari ini. Kekuatan fusi memanfaatkan reaksi yang terjadi jauh di dalam Matahari, meremas atom hidrogen menjadi unsur yang lebih besar seperti helium. 

“Terobosan ini merupakan kemajuan yang signifikan dan tujuan utamanya adalah menjaga suhu pada tingkat yang stabil untuk waktu yang lama," kata fisikawan Universitas Sains dan Teknologi Southern Li Miao, dilansir Science Alert, Jumat (4/6). 

Para peneliti memperkirakan bahwa jumlah deuterium (bentuk stabil hidrogen yang mengandung satu proton dan satu neutron) dalam satu liter air laut dapat menghasilkan energi yang setara dengan 300 liter bensin melalui fusi nuklir. Dibutuhkan sekitar 300 ilmuwan dan insinyur untuk mendukung serta mengoperasikan fasilitas ekperimental berisi EAST. 

Tabung logam besar berbentuk donat ini memiliki serangkaian kumparan magnet yang digunakan untuk menahan aliran plasma hidrogen superpanas yang meluncur di sekitar inti. Tantangannya adalah untuk menahan plasma di tempatnya cukup lama agar fusi terjadi. 

Itu harus lebih panas daripada Matahari karena gravitasi bintang kita yang jauh lebih kuat membantu menekan inti bersama-sama, menjadi sesuatu yang tidak dapat kita tiru di Bumi. Dengan potensi teoretis untuk secara aman menghasilkan energi dalam jumlah besar tanpa gas rumah kaca dan hampir tidak ada limbah radioaktif, daya fusi dianggap oleh beberapa orang sebagai cawan suci energi bersih.

Namun, saat ini fusi nuklir belum pasti, dengan 'matahari buatan' yang berfungsi penuh kemungkinan masih beberapa dekade lagi. Para ilmuwan belum mencapai titik di mana reaktor fusi dapat mengeluarkan lebih banyak energi daripada yang dikonsumsi. 

Korea Selatan memegang rekor sebelumnya 100 juta °C selama 20 detik. Sekarang, matahari buatan Cina juga berhasil mencapai 160 juta derajat celsius selama 20 detik, tetapi masih ada jalan panjang untuk membuat plasma stabil pada suhu tinggi yang diperlukan.

Fusi nuklir adalah upaya besar untuk masyarakat dunia di masa depan. Sementara itu, semua orang harus melakukan apa pun untuk beralih ke teknologi tenaga bersih yang telah terbukti untuk memastikan dapat mencapai masa depan seperti itu.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement