REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak pandemi virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan infeksi penyakit Covid-19 terjadi pada tahun lalu, berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengatasi keadaan ini. Mulai dari vaksin dan obat-obatan terus dikembangkan, termasuk meneliti obat yang sudah ada.
Ivermectin menjadi salah satu obat yang diteliti untuk mencegah sekaligus mengobati Covid-19. Obat antiparasit ini dikenal memiliki sifat antivirus dan antiinflamasi.
Berbagai uji klinis yang dilakukan terkait ivermectin menunjukkan bahwa penggunaannya dapat mengurangi kematian di antara orang-orang dengan atau berisiko tinggi terhadap Covid-19. Dalam publikasi di American Journal of Therapeutics pada 17 Juni 2021, Pierre Kory MD dan rekan mengungkapkan hasil tinjauan sistematis, meta-analisis, dan analisis percobaan sekuensial untuk menginformasikan pedoman klinis terkait penggunaan ivermectin untuk pencegahan dan pengobatan Covid-19.
Kory merupakan dokter spesialis paru yang merawat pasien kritis di unit perawatan intensif (ICU) di UW Health, Madison, Wisconsin, Amerika Serikat. Sejak pandemi Covid-19, ia terkenal karena menganjurkan penggunaan obat-obatan tertentu secara off-label, yakni pemanfaatan obat di luar indikasi yang disetujui oleh lembaga yang berwenang.
Kory dan rekan peneliti mencermati bank data bibliografi hingga 25 April 2021 untuk melakukan tinjauan terhadap bukti yang berkembang yang menunjukkan kemanjuran ivermectin dalam profilaksis dan pengobatan Covid-19. Menurut Kory, terdapat setidaknya 24 uji coba terkontrol secara acak yang melibatkan 3.406 peserta mengenai penggunaan ivermectin.
Berdasarkan 15 percobaan yang dilakukan, terlihat bahwa Ivermectin mengurangi risiko kematian dibandingkan tanpa penggunaan obat ini. Rasio risiko rata-rata adalah 0,38 interval, menunjukkan tingkat keterpercayaan buktinya sedang.